Topik yang Banyak Dihindari, Tapi Banyak yang Bertanya: Kematian Karena COVID-19
"Dalam kasus COVID-19, kekhawatiran penularan antara orang yang sudah meninggal dengan hidup belum terbukti," bunyi keterangan persnya tahun lalu.
Penularan namun mungkin terjadi, karena petugas forensik sering bertemu dengan keluarga jenazah dan berkontak dengan cairan tubuh.
Dokter Fajri mencontohkan risiko penularan COVID-19 saat jenazah dimandikan.
"Walaupun metode penularan COVID melalui cairan atau melalui sentuhan rendah dibandingkan droplet atau airborne, tetap bisa nularin," katanya.
"Itulah mengapa [jenazah harus dibungkus] berlapis-lapis ... dengan sosio-budaya di Indonesia yang mana kalau pasien meninggal itu dikerubutin ... dipeluk-peluk, itu kan risiko tinggi."
Mengapa hoaks lebih mematikan dari COVID-19?
Banyak pihak mengatakan yang lebih mematikan saat ini sebenarnya adalah informasi yang salah, ketimbang virusnya.
"Sangat betul. Hoaks itu berbahaya banget," ucap dr Fajri.
"Di Wuhan itu satu orang [bisa] menularkan COVID terhadap dua sampai tiga orang ... kalau hoaks, satu orang bisa menularkan satu juta informasi salah dalam waktu sepersekian detik."
Angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia sudah mencapai angka 100 ribu dan diperkirakan akan terus bertambah
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat