Tornado Turun karena Banyak Gay
Minggu, 26 Mei 2013 – 12:34 WIB
BANYAK negara mulai memperdebatkan pernikahan sejenis (same-sex marriage) dan pertautan sipil pasangan homoseksual (civil union) pada level pemerintahan. Hukum, norma sosial, dan nilai agama menjadi tiga di antara banyak faktor yang mengerucutkan publik pada dua kutub. Yakni, pro atau kontra pernikahan sejenis dan pertautan sipil pasangan homoseksual. Beberapa waktu lalu Selandia Baru dan Uruguay telah mengesahkan undang-undang pernikahan sejenis. Namun, aturan itu baru berlaku beberapa bulan mendatang. Kini pemerintah sedang menyosialisasikan aturan tersebut dan menyempurnakan segala sarana dan prasarana penunjuangnya. Hal yang sama juga terjadi di tiga negara bagian AS. Yakni, Rhode Island, Delaware, dan Minnesota.
Sejauh ini, pernikahan sejenis masih menjadi topik yang lebih kompleks ketimbang pertautan pasangan homoseksual. Sebab, untuk bisa menikah, kaum gay maupun lesbian tidak hanya harus menghadapi prinsip hukum dan norma sosial, tapi juga agama. Sebab, pernikahan yang sah selalu melibatkan unsur religi di dalamnya. Padahal, semua agama menentang bentuk pernikahan sejenis.
Saat ini 13 negara di dunia mendukung pernikahan sejenis. Di Amerika Serikat (AS) sembilan negara bagian melegalkan pernikahan pasangan gay atau lesbian. Itu belum termasuk District of Columbia dan tiga suku asli Amerika. Di negara-negara tersebut pernikahan pasangan sejenis memiliki kekuatan hukum dan mereka pun berhak mengupayakan keturunan, salah satunya lewat adopsi.
Baca Juga:
BANYAK negara mulai memperdebatkan pernikahan sejenis (same-sex marriage) dan pertautan sipil pasangan homoseksual (civil union) pada level pemerintahan.
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer