Totalitas Khrisna Pabichara saat Menggarap Novel Sepatu Dahlan

Blusukan ke Kebun Tebu dan Napak Tilas Enam Kilometer

Totalitas Khrisna Pabichara saat Menggarap Novel Sepatu Dahlan
Khrisna Pabichara (tengah) menyerahkan buku "Sepatu Dahlan" kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat peluncuran buku di Jaran Raya Darmo, Minggu (20/5). Dahlan Iskan menyaksikan penyerahan buku "Sepatu Dahlan". Foto : Fedrik Tarigan/Jawa Pos
 

Bagi Khrisna, berbincang dengan Dahlan merupakan pintu masuk untuk mendapatkan segala hal yang berkaitan dengan penulisan novelnya. "Semua perbincangan saya rekam. Umumnya ngobrol santai tentang banyak hal. Karena itu, mesti saya seleksi yang cocok menjadi bahan penulisan," jelas ayah Shahrena Adenia dan Shahrayya Adelia itu.

 

Bukan hanya Surabaya yang dia sambangi. Khrisna juga mendatangi kota-kota lain yang pernah ditinggali Dahlan dalam perjalanan hidupnya. Di antaranya, kota kelahiran Dahlan Magetan, lalu Madiun, Ponorogo, Kertosono, Ngawi, dan Samarinda. Di kota-kota tersebut, dia berburu informasi tentang sosok yang akan ditulis. Baik dari saudara kandung, sahabat, hingga teman-teman angkatan Dahlan saat bersekolah.

    

Banyak hal menarik yang dia alami saat menelusuri dan menggali data di desa-desa yang pernah ditinggali Dahlan. Apalagi, Khrisna sejak awal ingin menggambarkan Dahlan sebagai sosok apa adanya. Bukan sosok malaikat yang turun dari langit dan tidak memiliki cela.

    

Karena itu, ketika mendapat informasi bahwa Dahlan kecil pernah mencuri tebu di ladang, Khrisna berupaya mendapatkan gambaran riil di mana ladang yang dimaksud. Untuk itu, Khrisna pun mencoba menjadi Dahlan kecil sedang mencuri tebu di ladang yang ada di desanya.

Meski sudah menghasilkan 13 buku, menggarap novel merupakan hal baru bagi Khrisna Pabichara. Tidak mau asal-asalan, dia melakoni riset mendalam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News