Tradisi Emas Terancam Patah
Kamis, 29 Desember 2011 – 15:44 WIB
Memang, jika melihat statistik antara persiapan menuju Olimpiade 2008 dengan Olimpiade 2012, prestasi pebulu tangkis Indonesia cukup jomplang. Persiapan menuju 2008 lebih menjanjikan, meski pebulu tangkis Indonesia memang saat itu dianggap tidak sedominan saat persiapan menuju Olimpiade Athena 2004.
Perbandingannya, pada edisi superseries 2007, Indonesia mampu membukukan delapan gelar superseries.Sedang, pada 2011 lalu, Indonesia hanya mampu meraih dua gelar, yakni di India dan Singapura.
Gelar yang di dapat pun seluruhnya disumbangkan oleh pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Berbeda dengan super series 2007 yang disumbangkan oleh beberapa pasangan, mulai dari peraih emas Olimpiade 2008 Markis Kido/Hendra Setiawan di ganda putra, Liliyana Natsir/Vita Marissa (ganda putri), dan Nova Widianto/Liliyana Natsir (ganda campuran)
Melihat hal itu, kondisi yang bisa digambarkan adalah kekuatan Indonesia saat ini sduah jauh menurun. Jiak saat itu masih ada beberapa nomor yang bisa menjadi harapan. Maka kali ini, melihat statistik, peluang besar hanya da di ganda campuran.
Berpuluh-puluh tahun Indonesia selalu bangga dengan prestasi di atas lapangan bulu tangkis. Kini, prestasi itu terancam. Peluang emas dalam Olimpiade
BERITA TERKAIT
- Daftar 20 Tim Grand Finale Meet The World With SKF Road to Gothia Cup 2025
- British School Jakarta dan SDN Pondok Jagung 02 Tumbangkan Juara
- Klasemen Akhir MotoGP 2024 dan Rapor Martin si Juara Dunia
- Pertamina Eco RunFest 2024 Siap Digelar, Ini Jadwal Pengambilan Race Pack Collection
- Race MotoGP Barcelona: Pecco Bilang Ada 8 Pembalap akan Menghalangi Martin
- Sembilan Inorga Ramaikan Jakarta Sport Festival 2024