Tradisi Lempar Panah, 21 Warga Terluka

Tradisi Lempar Panah, 21 Warga Terluka
Tradisi Lempar Panah, 21 Warga Terluka
Akibat saling lempar panah tersebut, 21 warga dari kedua kubu mengalami luka terkena panah. Para korban dirawat di RSMM dan RSUD mimika.

Setelah melakukan aksi saling serang guna melampiaskan emosi mereka, warga membubarkan diri dengan tertib kembali ke rumah masing masing. Kubu bawah kembali ke Kwamki Baru, sedangkan kubu atas kembali ke Kampung Utikini dan Kampung Bhintuka (SP13).

“Ini merupakan satu adat lempar panah setelah korban dimakamkan. Tujuannya untuk melampiaskan kemaraham keluarga korban agar tidak ada lagi beban dan dianggap selesai. Namun, apabila ada tanggapan masuk, tetap dilakukan perang adat, setelah itu tidak ada lagi perang,” papar tokoh masyarakat Amungme, Yohanis Kum kepada Radar Timika.

Warga lainnya mengatakan sesuai tradisi adat, setelah melakukan pembakaran, pasti akan terjadi perang. “Itu bentuk kekesalan dan tidak bisa dilarang, karena itu adat, dan tidak bisa dicegah karena itu menurut adat. Karena, apabila tidak ada lepas panah maka dendam dan emosi masyarakat itu tetap ada. Setelah dilepaskan, itu berarti sudah tidak ada lagi dendam dan kemarahan warga,” jelas salah satu warga yang berbincang dengan Radar Timika di Kwamki Lama. (rex)
Berita Selanjutnya:
KNPI: Pemuda Harus Mandiri

TIMIKA  – Guna meredam dan melepaskan semua kemarahan antara kedua kelompok warga yang bertikai, sesuai adat istiadat maka dua kelompok


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News