Tragedi Banyak Petugas yang Meninggal di Pemilu 2019, Jangan Terulang di Pilkada 2020!
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Ekskutif Indonesian Democratic (IDE) Center C David Kaligis mengakui, penyelenggaraan Pilkada Serentak 2020 penuh dilematis.
Di satu sisi, kesehatan rakyat menjadi prioritas utama akibat pandemi virus Corona (COVID-19).
Sementara di sisi lain, Pilkada juga harus tetap dilaksanakan sebagai sarana sirkulasi elite politik di tingkat lokal.
Selain itu, juga untuk menghindari kekosongan hukum dan kevakuman kekuasaan di daerah.
"Karena dapat berujung pada persoalan ketatanegaraan yang pelik, menjadi sebuah keniscayaan politik," ujar David dalam keterangannya, Minggu (25/10).
David menilai, ada beberapa hal yang harus serius diperhatikan berkaitan dengaan penyelenggaraan pilkada kali ini.
Pertama, bahwa rezim hukum pemilu dalam pelaksanaan Pilkada tidak akan berjalan efektif kendati penyelerasan regulasi dengan aturan tehnis yang mengatur protokol kesehatan dibuat untuk memastikan Pilkada berjalan sesuai dengan protokol kesehatan.
"Hal ini dapat berujung pada konflik di tengah masyarakat di ujung tahapan Pilkada dan derasnya arus gugatan," ucapnya.
David memberi peringatan pentingnya memberi perhatian serius pada pelaksanaan Pilkada serentak 2020 agar peristiwa kelam banyaknya petugas yang meninggal seperti Pemilu 2019 lalu, tidak terulang kembali.
- Tim Hukum Paslon Aurama Laporkan Belasan Komisioner Bawaslu di Sulsel ke DKPP
- Anggota Bawaslu Lolly Suhenty: Pilkada Berjalan Baik, Terima Kasih Media!
- Ini Penjelasan Wamendagri soal Pilkada Serentak 2024
- Soroti Pilkada Serentak dan Otonomi Daerah, Kelompok DPD di MPR Gelar Diskusi Publik
- Cegah Konflik Sampai Tahapan Pilkada Selesai, Polda Sumsel Siapkan Strategi Khusus
- Seorang Anggota KPPS di Muara Enim Meninggal Dunia