Tragedi Kanjuruhan, 3 Pihak Ini Dapat Dimintai Pertanggungjawaban

jpnn.com, JAKARTA - Ketua LBH Pelita Umat Chandra Purna Irawan menilai ada tiga pihak yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas Tragedi Kanjuruhan di Malang yang menewaskan ratusan suporter Arema FC.
Tragedi itu terjadi pada Sabtu (1/10) malam, setelah laga Arema FC Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
"Saya berpendapat tiga pihak yang dapat dimintai pertanggungjawaban, yaitu aparat, organisasi penyelenggara beserta asosiasi sepak bola, dan negara," kata Chandra dalam pendapat hukumnya, Senin (3/10).
Chandra juga mendesak adanya evaluasi menyeluruh terhadap penggunaan gas air mata dan tindakan represi lainnya oleh aparat berwajib terhadap Aremania.
Dia menjelaskan berdasarkan keterangan ahli sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto, penggunaan gas air mata yang berlebihan dapat menyebabkan iritasi dan sesak napas.
Bila gas air mata terhirup dalam konsentrasi tinggi bahkan bisa menyebabkan kematian.
Oleh karena itu, LBH Pelita Umat mendorong pihak berwenang melakukan penyelidikan cepat, menyeluruh, dan independen terhadap penggunaan gas air mata tersebut.
"Serta, memastikan bahwa mereka yang terbukti melakukan pelanggaran diadili di pengadilan dan tidak hanya menerima sanksi internal," ujarnya.
Inilah tiga pihak yang dapat dimintai pertanggungjawaban hukum atas Tragedi Kanjuruhan di Malang yang menewaskan ratusan Aremania.
- Pengakuan Blak-blakan Pelatih Madura United Seusai Laga Melawan Persebaya
- Arema Lakoni 2 Partai Kandang di Bali, Bukan Hanya Melawan Persebaya
- 10 Pemain Persebaya Raih Kemenangan Penting dari Madura United
- 21 Tembakan Mewarnai Pertarungan Persija Vs Persebaya di GBK
- Liga 1: Menjelang Hadapi Persija, Persebaya Fokus Mematangkan Aspek Fisik dan Taktik
- Begini Siasat Pelatih Persebaya Menyambut Libur Lebaran