Tragedi Medan Teror Berbaju Demokrasi
Kamis, 05 Februari 2009 – 19:20 WIB

Tragedi Medan Teror Berbaju Demokrasi
JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Ginandjar Kartasasmita menyebut aksi massa di gedung DPRD Sumatera Utara, Medan, Selasa (3/2), hingga wafatnya Ketua DPRD Abdul Aziz Angkat sebagai teror berbaju politik. Unjuk rasa atau demonstrasi adalah hak setiap warga negara demokrasi. “Tidak ada demokrasi yang tidak mengizinkan orang menyampaikan pendapatnya baik secara sendiri atau bersama. Tetapi, demokrasi bukan anarki,” jelasnya.
“Itu teror berbaju politik dan sekaligus merupakan pelajaran demokrasi yang amat berharga,” ujarnya di saat memimpin Sidang Paripurna DPD di Gedung Nusantara V Kompleks Parlemen, Senayan—Jakarta, Kamis (5/2).
Baca Juga:
Yang terjadi di sana adalah tekanan fisik dan tindakan brutal. Ini penghinaan, pelecehan. Di zaman Orde Baru saja tidak ada yang seperti itu. Ia mencontohkan, “Kalau di sini anggota DPD bicara keras sekali, bebas. Tidak boleh diganggu siapa pun. Ini adalah tempat berdemokrasi.”
Baca Juga:
JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Ginandjar Kartasasmita menyebut aksi massa di gedung DPRD Sumatera Utara, Medan, Selasa (3/2), hingga
BERITA TERKAIT
- Menteri PKP Maruarar Sirait Segera Selesaikan Polemik Meikarta
- Hakim dan Pengacara Terlibat Suap Rp 60 Miliar Pantas Dihukum Berat
- ART Sebut Kejagung Hadapi 2 Lawan saat Menangani Perkara, Satunya Buzzer
- Fee Proyek 10 Persen Terungkap di Sidang Mbak Ita, Apa Peran Iswar Aminuddin?
- Paus Fransiskus Wafat, David Herson: Kita Kehilangan Tokoh Perdamaian Dunia
- Seorang Pria di Palu Divonis Penjara 1 Tahun 5 Bulan Gegara Gadaikan Mobil Kredit