Tragedi Tanker Sanchi Sebabkan Kerusakan Lingkungan Parah
Tiongkok mengirimkan empat kapal penyelamat dan tiga perahu pembersih minyak ke lokasi. Masing-masing satu perahu dan helikopter dikirimkan Korsel.
Sedangkan AS mengerahkan pesawat militer P-8A dari pangkalannya di Okinawa, Jepang, untuk mengelilingi sekitar lokasi dan mencari kru yang masih hilang.
Direktur lembaga konsultan JTD Energy Service John Driscoll mengungkapkan bahwa kondensat lebih mudah menguap maupun bercampur dengan air.
Sifatnya yang tidak berbau maupun berwarna juga membuat tim penyelamat sulit mendeteksi, mencegah kebocoran meluas, atau membersihkannya jika tumpah.
Dampak lingkungan yang disebabkan tumpahnya kondensat itu mungkin bisa sampai ke garis pantai terdekat. Namun, pakar lingkungan Wei Xianghua menegaskan bahwa situasinya lebih buruk dari itu.
’’Ada kemungkinan itu bisa membunuh kehidupan bawah laut di area yang luas,’’ tegas pakar lingkungan di Tsinghua University, Beijing, Tiongkok, tersebut sebagaimana dikutip BBC.
Belum diketahui dengan pasti berapa kondensat yang tumpah ke laut dan kisaran dampak kerusakan lingkungan yang disebabkan kecelakaan itu.
Reuters memperkirakan kecelakaan tersebut akan menjadi insiden terburuk sejak kapal ABT Summer meledak di Angola pada 1991.
Jika api tak segera padam, kapal nahas itu akan meledak dan sangat mungkin tenggelam. Dan, ledakan bakal membuat kerusakan lingkungan lebih masif.
- Debat Kedua Pilgub Jateng, Andika Soroti Kerusakan Lingkungan
- Bedah Dakwaan Kerugian Negara di Kasus Timah, Kerusakan Lingkungan Tanggung Jawab Siapa?
- KLHK Tekankan Peran Penting Industri & Masyarakat Dalam Mencegah Kerusakan Lingkungan
- Somasi RBT
- Anies Sebut Merusak Lingkungan Setara dengan Praktik Perbudakan
- Pakar Pertanyakan Kajian Amdal Beach Club Raffi Ahmad