Tragedi Zahro Express, Gunung Es Fenomena Ojek Kapal
jpnn.com - JPNN.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebut peristiwa terbakarnya kapal Zahro Express hanya puncak dari gunung es atas fenomena ojek kapal yang sudah berjalan puluhan tahun di Kepulauan Seribu.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, saat ini ada puluhan bahkan ratusan ojek kapal beroperasi tanpa standar keamanan dan keselamatan yang jelas.
Selain itu, pengawasan terhadap mereka juga sangat minim.
Jika dilihat dari sisi ketersedian transportasi publik, maraknya ojek kapal merupakan kegagalan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dalam menyediakan akses transportasi publik menuju area Kepulauan Seribu.
Menurut Tulus, jumlah kapal yang disediakan Dishub sangat tidak cukup jumlahnya untuk mobilitas warga di Kepulauan Seribu.
"Yang tersedia justru ojek kapal dengan standar keselamatan yang sangat minimalis, yang dikelola secara perseorangan. Mereka berhimpun dalam sebuah koperasi layaknya koperasi mikrolet," kata Tulus, Senin (2/1).
Tulus menyatakan, keberadaan ojek-ojek kapal itu sulit ditertibkan dan dikendalikan, karena diduga banyak pejabat DKI Jakarta yang memillikinya.
"Ketika di era Joko Widodo (sebagai) Gubernur DKI, operasional ojek-ojek kapal ini justru diberikan kelonggaran, sekalipun tanpa sertifikasi dan standardisasi yang jelas, baik armadanya dan atau SDM-nya, terutama nakhoda," tutur Tulus.
JPNN.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyebut peristiwa terbakarnya kapal Zahro Express hanya puncak dari gunung es atas fenomena
- YLKI: Diskon Listrik 50% Beri Manfaat untuk Daya Beli dan Pemulihan Ekonomi Masyarakat
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- YLKI Minta Konsumen Gunakan Medsos Sebagai Cara Terakhir
- YLKI Minta Konsumen Jangan Buru-Buru Viralkan Keluhan di Medsos, Ini Cara yang Tepat
- Pakar Sebut Ancaman Bromat dalam AMDK Nyata
- YLKI & BPKN Desak BPOM Teliti Kandungan Bromat di AMDK