Tragedi
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Namun, takdir memanggil Achilles. Dan kelemahan di tungkainya menjadi "The Achilles’s Heel" yang abadi sampai sekarang.
Tragedi Yunani menjadi kisah abadi sampai sekarang. Setiap saat tragedi itu bisa terjadi.
Gelaran Euro 2020 ini laksana palagan perang tanding pangeran-pangeran hebat dari Yunani dan Troya. Berbagai siasat dan strategi diterapkan untuk bisa mendapatkan kemenangan.
Inggris, Denmark, Italia, dan Spanyol akan bertempur untuk menentukan siapa yang jadi pemenang. Apa saja bisa terjadi. Tragedi paling memilukan bisa terjadi setiap saat. Boleh saja sebuah tim dijagokan. Boleh saja sebuah tim dianggap favorit yang karena punya kekuatan yang merata.
Namun, setiap orang punya kelemahan. Punya "pengapesan". Sebuah tim sepak bola pun punya kelemahan yang tidak disadari.
Namun, lawan tahu dan mengincarnya. Achilles’s Heel akan menjadi titik kematian yang membawa tragedi.
Inggris boleh saja hebat. Italia boleh saja tidak terkalahkan. Spanyol boleh saja mematikan. Denmark boleh saja punya kekuatan tersembunyi.
Namun, semua punya kelemahan masing-masing. Drama dan tragedi akan terjadi.
Euro 2020 ini laksana palagan perang tanding pangeran-pangeran hebat dari Yunani dan Troya.
- Donald Trump Makin Berniat Mencaplok Greenland
- Presiden AS dan PM Inggris Bertemu Untuk Akhiri Perang Ukraina
- Pererat Kebersamaan, MS Glow Ajak Mitra Liburan ke Spanyol
- Nekat Bakar Al-Qur’an, Langsung Diburu dengan Sajam
- Ketua DPR RI dan Italia Sepakat untuk Tingkatkan Hubungan Diplomatik
- Italia Tutup Akses AI DeepSeek Buatan China, Takut Kebobolan?