Tragis, Perawat Pasien COVID-19 Sampai Gadaikan Motor dan Maskawin
Hal senada terucap dari R, tenaga medis perempuan yang sejak dua bulan terakhir dilibatkan sebagai tim penanganan pasien COVID-19, terpaksa menyewa kamar indekos untuk menjaga kesehatan keluarga, karena memiliki anak balita dan mertua yang sudah berusia lanjut.
Namun, upaya tersebut tidak mendapat bantuan dari pemda atau rumah sakit tempatnya mengabdi sejak beberapa tahun lalu. Oleh karena itu, dia dan beberapa perawat lainnya melakukan hal yang sama dengan harapan ada perhatian dari pemda terkait tempat untuk istirahat bagi tenaga medis.
"Katanya dulu mau diadakan, tetapi sampai saat ini belum terwujud, sehingga kami memilih sayang keluarga, meskipun harus mengeluarkan uang lebih secara pribadi karena takut mereka rentan terpapar selama kami bertugas di rumah sakit," katanya.
Hal yang sama juga diakui sebagian besar tim medis yang setiap hari bertugas di perbatasan. Mereka yang setiap hari bertemu dengan berbagai kalangan warga yang kemungkinan positif COVID-19, hanya menjalankan tugas dengan APD seadanya, seperti jas hujan yang dibeli sendiri di pasar swalayan.
"Harapan kami, dengan adanya dana penanganan COVID-19 yang nilainya Rp100 miliar, pemda dapat menyediakan stok APD yang sesuai dengan standar WHO. Selama ini kami membeli sendiri APD dari jas hujan yang harganya masih terjangkau," kata D, tenaga medis di satu puskesmas di Cianjur utara. (antara/jpnn)
Perawat pasien COVID-19 harus bertaruh nyawa, bahkan dengan alat pelindung diri yang mereka beli sendiri.
Redaktur & Reporter : Adek
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Jilbab IKN