Transaksi Meningkat, MUI Meminta LinkAja Syariah Lakukan Ini

jpnn.com, JAKARTA - Dalam diskusi "Transaksi Syariah, Kebutuhan atau Gaya Hidup?” Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyoroti potensi perkembangan transaksi syariah di Indonesia.
Tercatat sebanyak 86,7 persen dari 267 juta penduduk Indonesia adalah masyarakat muslim, yang artinya merupakan pangsa pasar sangat besar.
“Potensi dan peluang pasar sangat besar. Namun, patut diingat bahwa Fintech Syariah memiliki beberapa prinsip syariah yang harus dimiliki, yaitu tidak boleh maysir, gharar, dan riba," kata K.H. Sholahuddin Al-Aiyub M.Si, Ketua Bidang Ekonomi Syariah & Halal MUI, Rabu.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2022 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan tingkat literasi keuangan syariah baru mencapai 9,1 persen.
Sementara itu, literasi keuangan konvensional telah mencapai hampir 50 persen.
Perbedaan tingkat literasi yang cukup besar antara keuangan syariah dan keuangan konvensional, berimbas ke minat masyarakat untuk memanfaatkan produk dan jasa keuangan syariah.
Literasi dan inklusi keuangan syariah di pedesaan hampir dua kali lebih rendah dibandingkan perkotaan.
"Untuk itu salah satunya dibutuhkan peran fintech dalam menjembatani gap literasi yang ada," lanjutnya.
Transaksi syariah di Indonesia makin meningkat, ini permintaan khusus MUI kepada LinkAja Syariah
- Ketua MUI Ajak Umat Islam Tetap Memiliki Integritas Seusai Ramadan
- Penetrasi Keuangan Syariah Rendah, OJK Minta Pelaku Usaha Melakukan Ini
- BAZNAS, MUI, dan Kemenbud Gelar Nobar Film Peraih Oscar No Other Land
- Solidaritas untuk Palestina, PMII Serukan Boikot 25 Merek Terafiliasi Israel
- Massa Tolak Promosi LGBT Demo di Kantor MUI
- Sertifikasi Halal Dianggap Mahal dan Lama, Ini Jawaban LPH LPPOM