Transaksi Narkoba Di Lingkungan Kampus
Minggu, 14 April 2013 – 12:43 WIB
Ari mengatakan, daun haram itu memang sudah disiapkan untuk dijual dan diedarkan. Kemudian sebagian lainnya masih dalam bentuk paket besar. ’’Kalau yang kecil sudah siap untuk dijual dan biasanya pesanan ganjanya lewat telepon saja. Yang menelepon itu bos dan memerintahkan saya untuk datang ke suatu lokasi untuk bertemu pembeli,” urainya.
Lelaki yang hanya tamat SD ini mengaku sudah beberapa kali menjual ganja. ’’Saya janjian ketemunya di kampus yang ada di Lampung. Pembelinya adalah mahasiswa. Tetapi, saya lupa sudah berapa kali menjual ke mahasiswa,” paparnya.
Menurut dia, perhitungan keuntungan bukan diambil dari setiap transaksi, melainkan dari jumlah penjualan paket. ’’Kalau paket sudah habis, baru hasilnya saya transfer ke bos. Tetapi sebelumnya sudah saya potong dahulu. Kalau untuk lima paket besar ini, saya biasanya potong Rp200 ribu, dan saya bagi dua dengan Syahroni,” terangnya.
Dia mengaku mendapatkan ganja dari Iwan yang menurutnya saat ini merupakan narapidana di Lapas Narkotika Wayhui. ’’Saya dapatnya melalui kurirnya Iwan. Saya tidak kenal namanya, tetapi saya bertemunya di Desa Rejosari, Natar, Lampung Selatan,” tuturnya.
BANDARLAMPUNG – Seluruh perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Lampung, tampaknya, harus lebih ketat mengawasi mahasiswanya
BERITA TERKAIT
- 3 Sekuriti jadi Tersangka Setelah Amankan Pengacara yang Diduga Menyusup ke Perkantoran
- Bea Cukai Tanjungpandan Musnahkan Rokok dan Miras Ilegal Hasil Patroli
- Bea Cukai & Bareskrim Polri Ungkap Clandestine Lab Happy Water di Bandung
- Ungkap Lab Rahasia Narkoba di Bandung, Polisi: Hendak Dipasarkan Pada Malam Tahun Baru
- Anak Berantem, Bapak Saling Bacok di Tangerang, Banjir Darah
- Pelaku-Korban Penculikan di Bandung Pernah Memadu Asmara, Berujung Pahit