Transaksi Perdagangan Berjangka Masih Minim
Senin, 20 Desember 2010 – 16:00 WIB
JAKARTA - Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Deddy Saleh mengungkapkan perdagangan berjangka komoditi di Indonesia yang mulai beroperasi sejak pertengahan Desember 2000 dan ditandai dengan berdirinya BBJ, ternyata sampai saat ini perkembangan transaksi perdagangan berjangka untuk kontrak berjangka komoditi primer masih kurang menggembirakan. Dengan kondisi demikian, lanjut Deddy, perlu dilakukan edukasi (education) dan pemberdayaan (empowering) kepada masyarakat dan dunia usaha mengenai perdagangan berjangka. Tanpa hal tersebut akan sulit untuk bergerak karena tidak banyak yang mengenal bursa berjangka ini.
Menurutnya, hal tersebut dikarenakan sistem perdagangan yang digunakan dalam bertransaksi kontrak berjangka komoditi primer masih belum mampu mengakomodir kebutuhan pelaku usaha.
“Saat ini juga masih kurangnya pemahaman masyarakat dan dunia usaha terhadap manfaat perdagangan berjangka komoditi sebagai sarana manajemen resiko dalam perlindungan usahanya. Sehingga membuat perdagangan di Bursa Berjangka menjadi kurang likuid,” ungkap Deddy di sela acara peresmian sistem perdagangan Jakarta Futures Electronic Trading System (JaFETS 3) dan kantor baru PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) di Jakarta, Senin (20/12).
Baca Juga: