Transfer Windows, Era Baru Sepak Bola Indonesia

Bukan Cara Efektif Ringankan Beban Klub

Transfer Windows, Era Baru Sepak Bola Indonesia
Transfer Windows, Era Baru Sepak Bola Indonesia
SISTEM transfer sudah hal yang jamak di jagat sepak bola profesional. Sayang, hal itu hanya bisa dilihat dan dirasakan di Indonesia. Tapi, kini, bayangan tersebut sudah jadi kenyataan. Sistem perpindahan pemain di saat yang bersangkutan masih terikat dengan satu klub lain mulai diterapkan di Indonesia. Sepak bola Indonesia pun seperti memasuki babak baru.

Harapan mendapatkan pemain bidikan, meski dia masih terikat dengan klub lain, bukan hal yang sulit dilaksanakan. Syaratnya, klub lama mau melepaskan dan ini yang juga sangat penting, harganya cocok. Tak bisa dimungkiri, faktor dana menjadi hal yang krusial. Faktanya, klub-klub di Indonesia memang tengah kembang kempis. Mereka tak bisa leluasa menyusu pada dana anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).

Hal yang selalu dilakukan sebelum akhirnya menteri dalam negeri mengeluarkan Permendagri No 59 Tahun 2003. Sebagian besar klub di Indonesia pun meregang nyawa dan tengah sekarat. Bahkan, klub-klub medioker dari daerah pinggiran dan tim mapan seperti Persija Jakarta ataupun PSM Makassar harus empot-empotan memenuhi kebutuhan finansial.

"Menurut saya, transfer pemain seperti itu bukan cara terbaik. Sebab, klub pembeli juga mengalami kesulitan pendanaan. Mereka tentu sulit membeli pemain tersebut. Cara paling efektif untuk meringankan beban klub adalah rasionalisasi," kata Joko Driyono, direktur Kompetisi Badan Liga Indonesia (BLI).

SISTEM transfer sudah hal yang jamak di jagat sepak bola profesional. Sayang, hal itu hanya bisa dilihat dan dirasakan di Indonesia. Tapi, kini,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News