Transfer Windows, Era Baru Sepak Bola Indonesia
Bukan Cara Efektif Ringankan Beban Klub
Senin, 22 Desember 2008 – 05:58 WIB
"Kami merekrut Danilo karena memang butuh dia untuk mengangkat prestasi Deltras agar bisa berprestasi di putaran kedua," jelas Geroge Handiwiyanto, general manager Deltras. Deltras mengeluarkan uang transfer Rp 250 juta untuk Macan Putih (julukan Persik). Itu di luar gaji Danilo yang mencapai Rp 50 juta setiap bulan, jumlah yang bisa membuat klub-klub lain ngiler.
Laskar Khatulistiwa (julukan PKT) mengeluarkan jumlah serupa ketika mendatangkan Iqbal. Hanya, gaji Iqbal tak setinggi Danilo. Sistem transfer tersebut memang bisa memberikan keuntungan kepada tiga pihak, klub baru, pemain, dan klub lama. Klub baru bisa mendapatkan pemain bidikan, pemain bisa memperoleh materi sesuai harapan, dan klub lama tentu mendapat pemasukan ke kas dalam bentuk dana segar.
Tidak bisa dimungkiri, sistem transfer tersebut akan membuat sepak Indonesia maju selangkah. Meski hal itu belum tentu akan memberikan manfaat pada kemajuan sepak bola nasional, langkah ini perlu diapresiasi. "BLI melihat ada dua keuntungan dari proses tersebut. Pertama, ini adalah salah satu pilar industri sepak bola. Kedua, improve klub-klub agar lebih realistis. Mereka jangan hanya membeli mimpi, tapi kenyataan. Meski, itu bukan hal solusi terbaik. Sebab, klub pembeli juga sedang kesulitan," tegas Joko. (ragil ugeng/diq)
SISTEM transfer sudah hal yang jamak di jagat sepak bola profesional. Sayang, hal itu hanya bisa dilihat dan dirasakan di Indonesia. Tapi, kini,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- ACL 2: Kejar Target Juara Grup, Port FC Berambisi Kalahkan Persib
- Jejak Persib di Thailand, Maung Bandung Bisa Curi 3 Poin dari Port FC?
- Port FC vs Persib: Asnawi Mangkualam cs Sedang tak Baik-Baik Saja
- Jadwal Timnas Indonesia di Piala AFF 2024, Laga Kandang Tidak di SUGBK
- ACL Two: Persib Punya Modal Mengalahkan Port FC Malam Ini
- Liverpool jadi Tim Pertama Tembus 16 Besar Liga Champions