Transformasi BUMN Menjadi Lokomotif Ekonomi Nasional

Oleh: Budi Muliawan, Pemerhati Sosial/Alumnus FH Universitas Brawijaya dan Program Pasca Sarjana FH Universitas Indonesia

Transformasi BUMN Menjadi Lokomotif Ekonomi Nasional
Pemerhati Sosial/Alumnus FH Universitas Brawijaya dan Program Pasca Sarjana FH Universitas Indonesia Budi Muliawan. Foto: Dokumentasi pribadi

Sedangkan pendapatan dari seluruh BUMN pada 2020 ditaksir mencapai Rp 1.200 triliun, atau turun 25% dibandingkan pendapatan tahun 2019 sebesar Rp 1.600 triliun. Penurunan pendapatan dan laba BUMN itu sebagai dampak pandemi Covid-19.

Di tengah pandemi Covid-19, tahun lalu BUMN masih bisa memberikan kontribusi terhadap APBN. Jumlahnya sebesar Rp 375 triliun. Ini menggambarkan peran BUMN sangat penting bagi perekonomian makro Indonesia.

Untuk mendorong perekonomian negara, pemerintah memang perlu menata kembali BUMN-BUMN di bawah kendali Kementerian BUMN. 

Transformasi

Kapasitas usaha BUMN yang sangat besar sebagai modal pemasukan bagi negara. Sayangnya hal ini tidak diimbangi dengan manajerial BUMN yang baik. Banyak BUMN yang berjalan di tempat bahkan menjadi beban negara.

BUMN Research Group LM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mencatat 80% dari total pendapatan BUMN berasal dari hanya 20% dari total jumlah perusahaan “pelat merah” itu. Artinya, masih banyak BUMN yang belum beroperasi secara maksimal.

Di sisi lain, saat ini lingkungan bisnis (environtment business) dunia sedang berubah. Perubahan itu didorong perkembangan teknologi informasi seperti industri 4.0, artificial intelegence yang menjadi penggerak industri. BUMN mau tidak mau harus siap menghadapi situasi yang berubah dan ketidakpastian.

Cara terbaik menghadapinya adalah dengan melakukan transformasi. Transformasi membawa implikasi pada tata kelola dan bisnis BUMN.

Transformasi BUMN bisa terwujud bila pemimpin masing-masing BUMN hadir dengan rencana strategis dan visi yang jelas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News