Transformasi di Ponorogo: Dari 'Kampung Idiot' Menjadi 'Desa Wisata'

Tak lagi jadi beban, justru sebagai tulang punggung

Sementara di tingkat kabupaten program pemberdayaan digagas oleh Rumah Kasih Sayang dengan lebih dari 20 orang relawan dibawah koordinasi Zainuri.
Zainuri menjelaskan ada sekitar 250 warga, termasuk dari Desa Karangpatihan yang datang ke yayasan tersebut secara rutin untuk membuat perlengkapan rumah, akesoris seperti tas, bahkan kain batik.
Meski program pemberdayaan telah berjalan lancar, Zainuri mengaku butuh banyak kesabaran untuk melatih warga tunagrahita.

"Untuk mengatakan mereka tidak mampu adalah sebuah kesalahan, karena mereka sebenarnya adalah orang yang mampu jika kita berikan kesempatan," ujarnya.
Zainuri menjelaskan warga tunagrahita di Rumah Kasih Sayang diajari membuat keset dari kain-kain perca sisa pembuangan pabrik tekstil dan telah dijual hingga ke Jakarta dan Surabaya.
Mereka bisa menjual dua buah keset dengan harga Rp 8.000 per buah, yang menurut Zainuri sudah melebihi dari upah rata-rata warga dalam sehari.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia