Transformasi di Ponorogo: Dari 'Kampung Idiot' Menjadi 'Desa Wisata'
Tak lagi jadi beban, justru sebagai tulang punggung
Photo: Warga menerima ayam yang telurnya bisa dijual secara rutin. (Foto: Koleksi Eko Mulyadi)
Sementara di tingkat kabupaten program pemberdayaan digagas oleh Rumah Kasih Sayang dengan lebih dari 20 orang relawan dibawah koordinasi Zainuri.
Zainuri menjelaskan ada sekitar 250 warga, termasuk dari Desa Karangpatihan yang datang ke yayasan tersebut secara rutin untuk membuat perlengkapan rumah, akesoris seperti tas, bahkan kain batik.
Meski program pemberdayaan telah berjalan lancar, Zainuri mengaku butuh banyak kesabaran untuk melatih warga tunagrahita.
Photo: Zainuri dengan salah satu peserta program pembuatan tas (Foto: Koleksi Zainuri)
"Untuk mengatakan mereka tidak mampu adalah sebuah kesalahan, karena mereka sebenarnya adalah orang yang mampu jika kita berikan kesempatan," ujarnya.
Zainuri menjelaskan warga tunagrahita di Rumah Kasih Sayang diajari membuat keset dari kain-kain perca sisa pembuangan pabrik tekstil dan telah dijual hingga ke Jakarta dan Surabaya.
Mereka bisa menjual dua buah keset dengan harga Rp 8.000 per buah, yang menurut Zainuri sudah melebihi dari upah rata-rata warga dalam sehari.
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing