Trauma Tenggelam, Nelayan Memilih Tidak Melaut

Trauma Tenggelam, Nelayan Memilih Tidak Melaut
Kapal nelayan saat dikandaskan ombak di pantai Pancer, Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Kamis (19/7). Foto: JUMAI /JAWA POS RADAR JEMBER

jpnn.com, JEMBER - Nelayan Puger memilih libur setelah peristiwa terbaliknya perahu ''Joko Berek'' milik Haji Dirman, 50, warga Dusun Mandaran 1, Desa Puger Kulon, Puger.

Mereka trauma dengan adanya delapan ABK yang meninggal dan seorang ABK belum ditemukan.

Hingga kemarin, ombak di Plawangan masih tinggi. Dampaknya, baik nelayan dengan perahu besar maupun jukung tidak ada yang berani melaut.

Para juragan (pemilik) kapal dan ABK memilih libur untuk sementara waktu hingga ombak normal.

Musafa, 45, warga Dusun Watu Ireng, Desa Puger Wetan, saat ditemui di break water (pemecah ombak) menyatakan, dirinya bersama nelayan lain sepakat tidak berangkat melaut. Hal itu diperkuat dengan adanya imbauan Polairud Jember.

Sebenarnya, pasca-terbaliknya perahu milik haji Dirman tersebut, masih banyak nelayan yang tetap nekat untuk berangkat.

Namun, setelah melihat selebaran yang dipasang di Polairud dan sekitar TPI, para nelayan memilih tidak melaut.

''Apalagi, sudah ada bendera merah dan hitam yang di pasang di atas tiang di dermaga,'' ujarnya.

Setelah membaca selebaran yang dipasang di Polairud dan sekitar TPI para nelayan memilih tidak melaut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News