Trauma Tenggelam, Nelayan Memilih Tidak Melaut
jpnn.com, JEMBER - Nelayan Puger memilih libur setelah peristiwa terbaliknya perahu ''Joko Berek'' milik Haji Dirman, 50, warga Dusun Mandaran 1, Desa Puger Kulon, Puger.
Mereka trauma dengan adanya delapan ABK yang meninggal dan seorang ABK belum ditemukan.
Hingga kemarin, ombak di Plawangan masih tinggi. Dampaknya, baik nelayan dengan perahu besar maupun jukung tidak ada yang berani melaut.
Para juragan (pemilik) kapal dan ABK memilih libur untuk sementara waktu hingga ombak normal.
Musafa, 45, warga Dusun Watu Ireng, Desa Puger Wetan, saat ditemui di break water (pemecah ombak) menyatakan, dirinya bersama nelayan lain sepakat tidak berangkat melaut. Hal itu diperkuat dengan adanya imbauan Polairud Jember.
Sebenarnya, pasca-terbaliknya perahu milik haji Dirman tersebut, masih banyak nelayan yang tetap nekat untuk berangkat.
Namun, setelah melihat selebaran yang dipasang di Polairud dan sekitar TPI, para nelayan memilih tidak melaut.
''Apalagi, sudah ada bendera merah dan hitam yang di pasang di atas tiang di dermaga,'' ujarnya.
Setelah membaca selebaran yang dipasang di Polairud dan sekitar TPI para nelayan memilih tidak melaut.
- Nelayan yang Tenggelam di Muara Cikaso Belum Ditemukan
- Kapal Tenggelam di Perairan Karimunjawa, 11 ABK Dievakuasi Tim SAR
- Kapal Pancung Tenggelam di Perairan Belakangpadang Batam, 1 Orang Meninggal Dunia
- ABK yang Tenggelam di Perairan Ujunggenteng Masih Dicari Petugas
- Kapal Tenggelam di Tapanuli Tengah, 12 Penumpang Dievakuasi Tim SAR Gabungan
- Korban Kapal Samarinda Bertambah Jadi 57 Orang