Trauma Tenggelam, Nelayan Memilih Tidak Melaut
Bukan hanya Musafa, ABK perahu milik Matruhji dan beberapa juragan lainnya juga memilih tidak melaut.
Rohim, 40, warga Puger Kulon, bersama beberapa pemilik perahu pun memilih tidak melaut.
''Saya sengaja tidak berangkat karena informasinya ombak terus besar hingga Rabu (25/7),'' ujarnya.
Kasatpol Airud Polres Jember AKP Hari Pamuji saat ditemui di lokasi menyatakan, setelah kejadian tragis terbaliknya perahu itu, banyak nelayan yang tidak pergi melaut.
Ada sekitar tiga perahu dan sekoci yang masih di laut. Tetapi, sebagian besar nelayan masih di rumah dan tidak ingin melaut setelah ada imbauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa ombak akan besar.
Bukan hanya itu, pihaknya terus mengingatkan nelayan Puger agar tidak melaut hingga ombak kecil.
Hari ini banyak nelayan yang memilih mengandangkan perahunya. Dari puluhan juragan dan ABK, malah banyak yang datang ke Pancer untuk melihat kondisi ombak di Plawangan. (jum/sh/end/jpnn)
Setelah membaca selebaran yang dipasang di Polairud dan sekitar TPI para nelayan memilih tidak melaut.
Redaktur & Reporter : Natalia
- Nelayan yang Tenggelam di Muara Cikaso Belum Ditemukan
- Kapal Tenggelam di Perairan Karimunjawa, 11 ABK Dievakuasi Tim SAR
- Kapal Pancung Tenggelam di Perairan Belakangpadang Batam, 1 Orang Meninggal Dunia
- ABK yang Tenggelam di Perairan Ujunggenteng Masih Dicari Petugas
- Kapal Tenggelam di Tapanuli Tengah, 12 Penumpang Dievakuasi Tim SAR Gabungan
- Korban Kapal Samarinda Bertambah Jadi 57 Orang