Tren Gaya Hidup Berubah, Mal Bukan Lagi Tempat Belanja
jpnn.com, SURABAYA - Perubahan gaya hidup membuat masyarakat kini lebih banyak pergi ke mal untuk menikmati leisure, kuliner, atau sekadar kongko.
Pelaku usaha pun tanggap dengan perubahan tersebut. Konsep pusat perbelanjaan diperbarui.
Tidak heran, saat ini keberadaan lifestyle mall kian menjamur, termasuk di Surabaya.
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim Sutandi Purnomosidi mengungkapkan, berbeda dengan konsep konvensional, lifestyle mall mengusung lebih banyak tenant food and beverage.
”Munculnya lifestyle mall sebagai konsekuensi makin tingginya daya beli masyarakat untuk menikmati leisure dan kuliner dan itu kian semarak pada 2018,” ujar Sutandi, Senin (1/1).
Di dalam lifestyle mall, tenant food and beverage cukup mendominasi dibandingkan tenant yang lain.
Namun, tidak ada konsep atau komposisi tertentu terkait tenant secara baku.
”Mengembangkan lifestyle mall tidak terlepas dari kejelian pengembang untuk meramu tenant mix yang sesuai dengan keinginan pasar,” jelas Sutandi.
Perubahan gaya hidup membuat masyarakat kini lebih banyak pergi ke mal untuk menikmati leisure, kuliner, atau sekadar kongko.
- Resmi Hadir, Penabulu Shop Punya Visi Sosial Berkelanjutan
- Agora Mall, Mal Penuh Aktivitas Urban di Thamrin Nine
- Show Unit Cluster Aurelle Pondok Indah, Hunian Premium di Kawasan Jaksel
- HUT Ke-60 Golkar, Ahmad Irawan Gelorakan Semangat dan Gaya Hidup Sehat
- Anak Muda Jakarta Butuh Ruang Hijau, Jakarta Awet Muda Ingatkan Pilih Paslon Kapabel
- Moxa Ajak Peserta Melek Literasi Keuangan di Astra Half Marathon 2024