Tren Hijrah Membuat Banyak Orang Meninggalkan Pekerjaan di Bank demi Hindari Riba
Sejumlah pekerja lainnya mengatakan hal ini dikarenakan semakin konservatifnya mereka dan membuat masalah perekrutan untuk bank konvensional, tapi keuntungan bagi sektor keuangan syariah di Indonesia.
Tren ini muncul di tengah perubahan sosial didorong oleh jutaan pemuda Muslim yang 'lahir kembali' lewat hijrah dengan pemahaman Islam yang lebih ketat dari sebelumnya.
Kantor berita Reuters berbicara kepada puluhan narasumber dari dunia industri tentang bagaimana kekhawatiran tentang hukum Islam yang melarang pembayaran bunga yang mengeksploitasi konsumennya, dikenal sebagai "riba", di sektor keuangan Indonesia.
Sejak 2018, perekrutan bank dan perusahaan 'fintech' dalam platform pinjaman 'peer-to-peer', pembayaran, dan investasi menjadi lebih sulit, kata Rini Kusumawardhani, seorang perekrut sektor keuangan di Robert Walters Indonesia.
"Secara hitungan kasar, 15 dari 50 kandidat akan menolak pekerjaan di bidang perbankan konvensional dan pinjaman peer-to-peer, katanya kepada Reuters.
"Alasan mereka cukup jelas. Mereka ingin menghindari riba."
Para cendikiawan Islam tidak semuanya sepakat tentang apa yang dimaksud dengan riba.
Beberapa orang mengatakan bunga pinjaman bank adalah sebuah contoh riba, tetapi yang lain mengatakan meski pun pinjaman harus dihindari, mereka tidak berdosa.
Perekrut sektor keuangan di Indonesia mengaku banyak yang menolak bekerja di bank konvensional karena takut riba
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Menteri BUMN: Kalau Bisa BTN jadi Megabank yang Memberikan Solusi Perumahan
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Efek PPN 12 Persen, 3 Jenis Kredit Perbankan Ini Bakal Naik
- Strategi BNI Perkuat Bisnis Konsumer & Korporasi untuk Perekonomian Sepanjang 2024