Tren Perumahan Islami dan Keprihatinan Toleransi
Selasa, 25 Juli 2017 – 00:30 WIB
"Ini seperti ghetto saja, di mana orang terpisah, ini bentuk segregasi dan karena tersegregasi mudah sekali prasangka berkembang."
Tapi alih-alih berakhir, konsep perumahan khusus Muslim seperti ini sedang berkembang pesat dan pengembang properti mendapatkan keuntungan.
Hadid dengan malu-malu mengakui bahwa dia ikut dalam demonstrasi jalanan di Jakarta untuk menyingkirkan gubernur DKI Jakarta-nya yang beragama Kristen, dan juga membuat orang-orang Kristen menjauh dari kompleks perumahannya.
Tapi dia menyangkal ada konservatisme yang berkembang.
"Saya tidak akan menggunakan kata 'konservatif' tapi orang sekarang lebih sadar akan nilai-nilai yang terkait dengan Islam," katanya.
Gated Muslim Housing di Indonesia. (ABC News: Ari Wu)
Lihat Artikelnya di Australia Plus
Heni Rahayu, 47 tahun, adalah ibu empat anak yang tinggal di komplek perumahan Muslim di wilayah kota Depok, Jawa Barat. Henny punya alasan tersendiri mengapa ia ingin tinggal di dekat orang Muslim dan hanya Muslim saja.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata