Tren Politik Ibukota

Tren Politik Ibukota
Tren Politik Ibukota
Menariknya, jajak pendapat juga terkadang salah membaca prediksi. Sebagian besar para peneliti telah mengantisipasi kekalahan Demokrat dan Sukhumbhand, yang begitu sering tampil kekurangan energi dibandingkan dengan lawan partainya Pheu Thai yang mengajukan mantan Jendral Pongsapat Pongcharoen sebagai kandidat.

Namun, Pheu Thai juga bisa kehilangan sebagian suara mereka karena mengumbar janji yang terbilang standar yaitu membawa “kerjasama yang baik” dengan pemerintah pusat.  Hal ini sudah jauh dari esensi masalah yang sedang dihadapi Bangkok yaitu terkikisnya rasa kebanggaan dan kemandirian tradisi kota.

Memanfaatkan ketakutan tersebut, Sukhumbhand (dan teman baik saya dari pemimpin partai Demokrat, Abhisit Vejjajiva) mampu menghimpun dukungan dan menundukkan penantang mereka. Malah, Sukhumbhand mengamankan margin kemenangan dengan lebih dari 1,26 juta suara, lebih banyak dibandingkan dengan 1,08 juta yang diperoleh Pongsapat.

Banyak alasan yang mencuat terkait perolehan suara, termasuk kedekatan alami kalangan kelas menengah Bangkok dengan Partai Demokrat, juga termasuk kejadian yang masih segar di ingatan kita yaitu penyerangan Ibukota oleh “Red-Shirt” (sebutan untuk barisan yang melawan pemerintah) yang memiliki kaitan dengan Pheu Thai.

IBUKOTA gemar sekali mempermalukan, menjatuhkan  dan terkadang bahkan memprovokasi para pemimpin mereka sendiri. Kita lihat dinasti yang terkenal

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News