Tren Politik Ibukota

Tren Politik Ibukota
Tren Politik Ibukota
Hal yang sama terjadi satu tahun lalu saat pemilihan Gubernur Jakarta dimenangkan oleh Walikota Solo, Joko Widodo (“Jokowi”). Meskipun lawan incumbentnya, Fauzi Bowo didukung Partai Demokrat dan sekutu-sekutunya telah melakukan kampanye besar-besaran.

Mungkin tren ini tidak begitu mengejutkan. Pemilih dari perkotaan umumnya lebih canggih dan cenderung menuntut dibandingkan dengan pemilih dari pedesaan. Patronase politik gaya pedesaan tidak dapat diduplikasi dengan mudah di kota-kota, karena pemilih urban melihat hasil implementasi pemerintah, gaya dan retorika calon pemimpin mereka jauh lebih dekat.

Pilihan terakhir menjadi salah satu kekuatan terbesar Jokowi. Suara dari penghuni kota cenderung mengarah kepada orang yang memiliki kesamaan nilai dengan mereka. Dalam hal ini Jokowi berhasil melakukannya sedangkan Fauzi tidak.

Mungkin itulah sebabnya mengapa Sukhumbhand bisa mengalahkan Pongsapat meskipun ia kurang karisma. Ia adalah seorang pemimpin yang sudah dikenal dan dipercaya oleh warga Bangkok. Menanggapi semua kekurangannya, Sukhumbhand adalah pria Bangkok yang baik dan masyarakat menghargai itu.

IBUKOTA gemar sekali mempermalukan, menjatuhkan  dan terkadang bahkan memprovokasi para pemimpin mereka sendiri. Kita lihat dinasti yang terkenal

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News