Trend Asia: Sungai Kapuas Terancam Tercemar Gara-Gara Ini

Trend Asia: Sungai Kapuas Terancam Tercemar Gara-Gara Ini
Kegiatan susur sungai yang dilakukan Trend Asia, Link-Ar Borneo, dan LAS! untuk melihat aktivitas industri ekstraktif pertambangan bauksit di Tayan. Foto: Dok. Trend Asia

Trend Asia: Sungai Kapuas Terancam Tercemar Gara-Gara Ini

Kunjungan ke Sungai Kapuas untuk melihat aktivitas industri ekstraktif pertambangan bauksit di Tayan merupakan satu kegiatan lokakarya untuk memperdalam diskusi terkait transisi energi dan krisis iklim.

Sebelumnya, Trend Asia, Link-ar Borneo, dan LAS! melakukan kunjungan ke Kualan Hilir, Kalimantan Barat melihat deforestasi masif sebesar 33 ribu hektare yang diduga dilakukan PT Mayawana Persada sejak 2021 hingga 2023.

LAS! beranggotakan empat orang yakni, Bob Gloriaus sebagai vokal dan gitar, Dias Mraz pada drum, Cep Kobra pada bass, serta Agaz Frial pada gitar.

Band indigenous rock and roll itu tergabung dalam No Music on A Dead Planet, koalisi yang menjadi wadah bagi musisi-musisi yang peduli atas isu lingkungan dan krisis iklim

Lokakarya kolaborasi Trend Asia, Link-Ar Borneo, dan LAS! juga bertujuan untuk menggaungkan Music Declares Emergency Indonesia yang mendeklarasikan darurat iklim.

Beberapa poin deklarasi tersebut menggarisbawahi desakan terhadap pemerintah agar mengurangi emisi gas rumah kaca untuk mencapai target nol emisi pada 2050.

Trend Asia: Sungai Kapuas Terancam Tercemar Gara-Gara Ini

Pertambangan dan smelter bauksit yang mengepung Sungai Kapuas diduga menjadi sumber pencemaran sungai terpanjang di Indonesia tersebut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News