Tri Rismaharini: Penanganan COVID-19 di Surabaya Bak Perang

“Lho, iya. Ini perang, Pak. Saya perang melawan Covid-19,” sambung Risma mengenang dialognya dengan mantan tentara dengan pangkat terakhir letnan jenderal itu.
Tri Rismaharini mengaku dirinya agak bandel karena kurang memperhatikan kesehatannya saat menangani COVID-10 di Surabaya.
Namun, ia mengaku rela melakukan hal itu lantaran Surabaya pernah masuk dalam zona merah COVID-19.
Baca Juga: Siswi SMP Dibawa Pacar ke Pondok Sawah, Ternyata Sudah Ditunggu 5 Pemuda Bejat, Terjadilah
"Naik motor saya bagi masker ke kampung-kampung, kemudian saya 'halo halo.' Saya marah betul kalau enggak ada yang pakai masker, saya kejar dia," ujarnya.
Risma memilih berkantor di tenda yang didirikan dekat Balai Kota Surabaya saat banyak pejabat memilih bekerja dalam ruangan atau rumah saat pandemi COVID-19.
Dia bakal berada di tenda tersebut untuk melakukan rapat secara daring dengan lurah dan camat membahas soal akses keluar masuk warga Surabaya jika ditemukan ada yang terjangkit COVID-19.
"Misalnya yang sakit banyak, kawasan itu harus ditutup, enggak boleh keluar. Kita kasih makan semua dan kita suplai. Alhamdulillah itu turun drastis pada saat itu, betapa sulitnya kami saat tidak punya peralatan," ujarnya di hadapan peserta rakor. (mcr6/antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Menteri Sosial Tri Rismaharini mengibaratkan penanganan COVID-19 di Kota Surabaya seperti mau perang.
Redaktur & Reporter : Angga Setiawan
- Satpol PP Surabaya Temukan 2 RHU Jual Miras saat Ramadan
- KAI Daop 8 Tes Narkoba Kepada 100 Pekerja, Ini Hasilnya
- Info Penting, Masyarakat Surabaya Harap Lakukan Ini Sebelum Mudik Lebaran 2025
- Inilah Hasil Drawing Barati Cup International East Java 2025
- Soal Lagu Bayar Bayar Bayar, GPA Ungkit Peran Polisi Saat Banjir & Penanganan Covid-19
- Ada Seleksi PPPK 2024, Bukan Berarti Jumlah Guru Bertambah