Tripoli Membara, Mayat Bergelimpangan di Jalan
Dunia Kecam Kadhafi, PBB Siapkan Sanksi
Rabu, 23 Februari 2011 – 07:54 WIB
Gejolak di Libya sudah memasuki hari kedelapan kemarin. Hal itu dipicu oleh unjuk rasa menuntut kebebasan, demokrasi, serta tingginya pengangguran dan kemiskinan di Libya selama 41 tahun kekuasaan Kadhafi.
Baca Juga:
Lembaga pengawas hak asasi manusia (HAM) yang berpusat di New York, Human Rights Watch (HRW), membeberkan bahwa sedikitnya 62 orang telah tewas dalam dua hari kerusuhan di Tripoli sejak Senin lalu (21/2). Informasi tersebut diperoleh dari saksi mata dan sumber medis di rumah sakit.
HRW juga menginformasikan bahwa secara total sedikitnya 233 orang tewas dalam delapan hari unjuk rasa dan kerusuhan di Libya. Informasi yang didapat Federasi Internasional untuk HAM (IFHR) justru menyebut, korban tewas ditaksir mencapai 400 orang sejak unjuk rasa meletus 15 Februari lalu. Namun, seperti dikutip CNN, Wakil Dubes Libya untuk PBB Ibrahim Dabbashi menaksir korban jiwa menembus 800 orang akibat pembantaian terhadap demonstran.
Tripoli masih membara kemarin. Intimidasi tentara dan tembakan senjata terus terdengar di seantero kota itu. Pasukan keamanan memagar betis Fashluum, pinggir Tripoli, dan menembak siapapun yang lewat.
TRIPOLI - Suasana di kota-kota Libya, termasuk Tripoli, terasa mencekam sejak meletusnya unjuk rasa menuntut mundurnya sang pemimpin, Muammar Kadhafi.
BERITA TERKAIT
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan