Triwulan III, Pebisnis Makin Optimistis
JAKARTA - Melambatnya laju pertumbuhan ekonomi tidak lantas menggerus opstimisme pebisnis dan masyarakat. Hasil survei indeks tendensi bisnis (ITB) triwulan III 2014 justru menunjukkan pebisnis kian optimistis.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan, sepanjang Triwulan III 2014, indeks tendensi bisnis mencapai 107,24. Angka itu naik dibanding periode triwulan II 2014 yang tercatat 106,00.
"Artinya, kondisi bisnis meningkat sehingga pebisnis makin optimistis," ujarnya di Kantor BPS kemarin (5/11).
Sebagaimana diwartakan, setiap triwulan BPS bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) melakukan survei tendensi bisnis (STB) di beberapa kota besar di tanah air. Jumlah sampel STB triwulan III 2014 sebanyak 2.870 perusahaan besar dan sedang. Respondennya adalah pimpinan perusahaan.
Menurut Suryamin, peningkatan kondisi bisnis pada triwulan III 2014 terjadi di semua sektor ekonomi. Kecuali sektor pertambangan dan penggalian. Peningkatan kondisi bisnis tertinggi terjadi pada sektor keuangan, real estate, dan jasa perusahaan dengan ITB 112,43. Lalu disusul sektor perdagangan, hotel, dan restoran dengan ITB 111,61.
Khusus untuk sektor pertambangan dan penggalian, nilai ITB pada triwulan III 2014 sudah naik ke 99,77. Angka itu lebih tinggi dibanding posisi pada triwulan II 2014 yang 96,45.
"Perbaikan ini karena beberapa perusahaan sudah berkomitmen membangun smelter dan mendapat izin ekspor hasil tambang," katanya.
Bagaimana dengan prospek triwulan IV? Suryamin menyebut, dalam survei BPS juga menanyakan perkiraan kondisi bisnis triwulan IV.
Hasilnya, ITB tercatat 103,94 atau lebih tinggi dibanding triwulan III. "Kalau ITB di atas 100, artinya pebisnis masih optimistis. Tapi tingkat optimismenya tidak setinggi triwulan III," jelasnya.
Berdasar variabel pembentuknya, harga jual produk dan produksi barang masih cukup tinggi. Demikian pula order dari dalam negeri. Namun, ada penurunan tajam pada komponen order dari mancanegara.
"Ini menunjukkan pebisnis cukup pesimistis dengan perekonomian global, sehingga memroyeksi ekspornya lesu," urainya.
Sejalan dengan pelaku bisnis, optimisme konsumen juga meningkat. Suryamin mengatakan, indeks tendensi konsumen (ITK) pada triwulan III 2014 mencapai 112,44. Angka itu naik dibanding ITK triwulan II yang 110,76.
"Optimisme itu didorong perbaikan kondisi ekonomi konsumen di seluruh provinsi Indonesia," ujarnya.
Menurut dia, pada triwulan III, BPS melakukan survei dengan mengambil sampel sebanyak 13.076 rumah tangga di seluruh provinsi. Dari jumlah itu, 18 provinsi di antaranya memiliki nilai ITK nasional.
Konsumen di Kalimantan tercatat memiliki optimisme tertinggi dengan ITK 118,79. Sedangkan konsumen Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki optimisme terendah dengan ITK 103,74. (owi/oki)
JAKARTA - Melambatnya laju pertumbuhan ekonomi tidak lantas menggerus opstimisme pebisnis dan masyarakat. Hasil survei indeks tendensi bisnis (ITB)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Demi Kemajuan Koperasi, Forkopi Menyerukan Diakhirinya Dualisme DEKOPIN
- Indef Beberkan Kondisi Ekonomi, PPN 12% Tak Realistis
- Pengamat: Prabowo Bisa Mengajukan Penundaan PPN 12 Persen dalam APBNP 2025
- ASDP Catat Lebih dari 1.400 Kendaraan Menyeberang menuju Pulau Samosir Libur Nataru 2024-2025
- Tingkatkan Profit UMKM Lewat Digitalisasi dan Pelatihan Pasar
- Dukung Reformasi Berkelanjutan di Bea Cukai, Bappisus Tekankan Pentingnya Kolaborasi