Truk Tambang Pasir di Desa Selok Awar Awar Sudah Tidak Terlihat

jpnn.com - LUMAJANG - Pascakejadian pembunuhan dan penganiayaan berat terhadap dua aktivis antitambang Salim serta Tosan, kondisi Desa Selok Awar-Awar, Lumajang, kini telah kondusif. Bahkan, setelah ramai diberitakan di media-media nasional, aktivitas penambangan ilegal mulai tiarap.
Ratusan truk yang biasa hilir mudik sejak pagi hingga malam mulai tak terlihat melintasi jalanan desa.
Turiman, salah seorang warga Desa Selok Awar-Awar, mengatakan, biasanya mulai pagi hingga malam ratusan truk hilir mudik mengangkut onggokan pasir dari pantai di selatan desanya.
"Lihat saja ini di lokasi tambang sudah tidak ada aktivitas," ujar Turiman yang kemarin mengantarkan Jawa Pos melihat lokasi tambang di pesisir selatan Selok Awar-Awar.
Menurut Turiman, biasanya banyak backhoe dan truk pasir yang parkir untuk bergantian mengangkut pasir. Namun, sejak adanya kasus Salim dan Tosan, aktivitas penambangan ilegal berangsur berhenti.
Di sekitar lokasi memang terlihat bekas aktivitas penambangan. Misalnya, ada bangunan semipermanen yang di sekitarnya ada perkakas las.
"Tempat itu biasanya digunakan untuk memperbaiki backhoe," ujar pria 35 tahun tersebut menunjuk bangunan semipermanen beratap terpal warna biru. (gun/did/c9/ano)
LUMAJANG - Pascakejadian pembunuhan dan penganiayaan berat terhadap dua aktivis antitambang Salim serta Tosan, kondisi Desa Selok Awar-Awar, Lumajang,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gubernur Agustiar Sabran dan Wagub Edy Pratowo Disambut Meriah di Palangka Raya
- 48 ASN di Rejang Lebong Diberi Sanksi Teguran, Ini Sebabnya
- 3 Korban Longboat Terbalik di Malut Masih Hilang, Pencarian Dilanjutkan Besok
- Gempa M 4,3 Terjadi di Pesisir Barat Lampung
- Rano Karno Ajak Warga yang Kebanjiran untuk Tinggal di Rusun
- Aktivitas Publik di Bekasi Lumpuh Total Hari Ini