Trump Berulah, Anak Buah yang Repot
jpnn.com - Keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dikecam banyak pihak. Namun, setidaknya taipan 72 tahun itu masih bisa menyaksikan kemarahan dunia dengan santai di Gedung Putih.
Nasib berbeda dialami beberapa anak buah Trump. Merekalah yang harus pasang badan, menerima hujan kritik langsung di depan muka, sekaligus memberikan respon.
Salah satunya adalah Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley. Saat rapat darurat Dewan Keamanan, Jumat (8/12) lalu, diplomat cantik itu dihujani kritik bertubi-tubi dari duta besar negara lainnya.
Sebagai anak buah yang baik Haley tentu saja bergeming. Dengan tegas dia membela keputusan sang bos. Perempuan 45 tahun itu malah menuding PBB lebih buruk daripada AS.
”PBB lebih banyak merusak daripada meningkatkan prospek perdamaian di Timur Tengah. PBB telah menjadi pusat permusuhan terhadap Israel,” ujar Haley seperti dilansir Al Jazeera.
Menteri Luar Negeri Rex Tillerson juga panen kecaman karena tengah melawat ke Eropa saat Trump menyampaikan pidatonya. Seperti Haley, dia juga berusaha membela keputusan Trump.
Dia memastikan bahwa pemindahan kantor Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem tidak dilakukan dalam waktu dekat. Setidaknya dibutuhkan waktu dua tahun sebelum keputusan Trump itu direalisasikan.
Tillerson sendiri sebelumnya dikabarkan tak setuju dengan langkah Trump tersebut. Menteri Pertahanan Jim Mattis juga berpandangan kebijakan itu terlalu berisiko. (sha/c17/any)
Beberapa anak buah Trump terpaksa pasang badan, menepis semua kecaman yang muncul akibat ulah sang bos
Redaktur & Reporter : Adil
- Gercep Setelah Dilantik, Menlu Sugiono Temui Sekjen Organisasi Pembebasan Palestina
- Bantuan Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina Sudah Tiba di Yordania
- BPJS Ketenagakerjaan Kembali Serahkan Bantuan ke Palestina Melalui Baznas
- Sekjen PBB Mengecam Keras Serangan Mematikan Israel di Gaza Utara
- Sugiono Bertekad Melanjutkan Perjuangan Retno Marsudi
- Ketua MPR RI Gaungkan Dukungan untuk Palestina saat Pelantikan Presiden