Trump Blak-blakan Ingin Buat General Motors Tidak Nyaman
jpnn.com - Buntut dari rencana General Motors (GM) menghentikan empat fasilitas produksinya di Amerika, terus mendapat perlawanan dan upaya penghadangan dari Donald Trump.
Seperti diketahui, General Motors menutup empat pabriknya di Amerika karena ingin lebih fokus pada rencana perusahaan ke depan dalam pengembangan mobil listrik dan teknologi otonom (self-driving).
GM sudah menargetkan setidaknya ada 20 kendaraan listrik akan ditelurkan pada 2030.
Menanggapi itu, orang paling berpengaruh di Gedung Putih, Amerika Serikat itu mengatakan bahwa upaya GM pada pengembangan mobil listrik akan sia-sia, lansir Reuters mengutip wawancara Fox News.
Trump mengatakan, keputusan GM untuk mengalihkan sebagian besar fokusnya ke EV (electronic vehicle) tidak akan berhasil.
"Mereka telah mengubah seluruh model General Motors. Mereka pergi ke kendaraan listrik penuh. All-electric tidak akan berfungsi ... Sungguh luar biasa memilikinya sebagai persentase dari mobil Anda, tetapi masuk ke model ini yang mereka (GM) lakukan saya pikir itu sebuah kesalahan," seloroh Trump.
Donald Trump juga mengancam akan menghilangkan keringan pajak untuk EV, sekaligus melampiaskan kekecewaannya pada keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK) General Motors.
"Langkah GM (menutup 4 pabrik dan PHK karyawan) tidak dapat saya terima. General Motors tidak akan diperlakukan dengan baik," tegas Trump dengan nada ancaman tanpa memberikan perincian.
Buntut dari rencana General Motors (GM) menghentikan empat fasilitas produksinya di Amerika, terus mendapat perlawanan dan upaya penghadangan dari Donald Trump.
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha
- Donald Trump Berkuasa Lagi, Jenis Kelamin Bakal Jadi Urusan Negara
- Dunia Hari Ini: Donald Trump Menjadi 'Person of the Year' Majalah Time
- Kloning Javier
- Investor Ketar-Ketir soal Perang Dagang, Rupiah Hari Ini Ditutup Ambruk 58 Poin
- Kebijakan Donald Trump Berpotensi Bikin Produsen Mobil Dunia Boncos
- Belum Resmi Jadi Presiden, Donald Trump Sudah Cari Gara-Gara dengan Negara BRICS