Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat

Lia Sundah Suntoso, warga Indonesia yang sudah menjadi pengacara imigrasi di New York lebih dari 20 tahun, mengatakan sebenarnya antara Donald Trump dan Kamala Harris tidak ada yang menawarkan pilihan terbaik bagi warga imigran, khususnya imigran ilegal.
Lia memiliki beberapa kasus dari imigran yang menginginkan jalan untuk bisa menetap di Amerika Serikat, termasuk pencari suaka.
Menurutnya proses pengurusan visa menetap di era Joe Biden dan Kamala Harris membutuhkan waktu lama bahkan tak kunjung selesai.
"Setidaknya kalau Trump yang terpilih kita jadi tahu siapa yang dihadapi … dari pada kita di PHP [pemberi harapan palsu] mulu," ujarnya.
"Saya rasa politisi harus berhenti menggunakan imigran atau semua yang terkait dengannya sebagai pion," ujarnya, yang tak ingin masalah imigrasi dipolitisasi.
"Karena sebenarnya ini menyangkut manusia."
Lia menjelaskan angka deportasi di era pemerintahan Barrack Obama sebenarnya lebih tinggi dibandingkan saat Trump menjabat.
Menurut laporan kantor berita AP, jumlah deportasi yang dilakukan saat Trump menjabat tidak pernah melebihi 350 ribu orang, sementara di era Obama tercatat ada 432 ribu orang di tahun 2013, yang menjadi jumlah tertinggi tahunan saat itu.
Suka atau tidak, Amerika Serikat sudah menentukan pilihannya: Donald Trump akan menjadi presiden yang baru
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Subianto Lantik 481 Kepala Daerah
- Dunia Hari Ini: Bus Terjun ke Jurang di Bolivia, 30 Orang Tewas
- Omon-Omon Pemangkasan Anggaran: Efisiensi yang Kontradiktif?
- Mimpi Berkuasa Lagi, Donald Trump versi Amerika Selatan Malah Terjerat Kasus Kudeta
- Dunia Hari Ini: Pesawat Delta Air Terbalik, Tak Ada Korban Jiwa
- Jadi Tersangka, Kades Kohod segera Dicegah ke Luar Negeri