Trump Teken Executive Order, Dokumen Rahasia Pembunuhan JFK Bakal Dibeber
jpnn.com, WASHINGTON DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali membuat kebijakan mengagetkan. Teranyar, Presiden ke-45 dan ke-47 AS itu memerintahkan pengungkapan dokumen rahasia tentang pembunuhan John Fitzgerald Kennedy alias JFK.
Kennedy merupakan Presiden ke-35 AS. Pria flamboyan yang memimpin AS pada periode 20 Januari 1961 – 22 November 1963 itu tewas ditembak saat berparade di Dallas, Texas.
“Banyak orang telah menunggu ini selama bertahun-tahun, selama puluhan tahun. Semuanya akan terungkap,” ujar Trump di hadapan para wartawan di kantornya, Kamis (23/1/2025).
Trump tidak sekadar berencana. Dia juga menandatangani executive order atau semacam instruksi presiden alias inpres tentang itu.
Keinginan Trump tidak hanya mengungkap dokumen pembunuhan terhadap JFK. Presiden dari Partai Republik itu juga ingin membongkar dokumen rahasia tentang pembunuhan aktivis hak-hak sipil Dr. Martin Luther King Jr. dan saudara JFK, Senator Robert Francis Kennedy.
"Lebih dari 50 tahun setelah pembunuhan Presiden John F. Kennedy, Senator Robert F. Kennedy, dan Pendeta Dr. Martin Luther King Jr., pemerintah federal belum merilis semua catatan terkait peristiwa tersebut kepada publik," imbuh Trump.
Presiden berlatar belakang pengusaha properti itu menegaskan keluarga korban maupun rakyat Amerika berhak atas kebenaran dan transparansi soal pembunuhan terhadap ketiga tokoh tersebut.
"Demi kepentingan nasional, akhirnya semua catatan terkait pembunuhan ini harus dirilis tanpa penundaan,” ucapnya.
Presiden AS Donald Trump kembali meneken inpres untuk mengungkap dokumen rahasia tentang pembunuhan terhadap sejumlah tokoh ternama, termasuk JFK.
- Prabowo Terbitkan Inpres Efisiensi, Hemat Anggaran hingga Rp 306 Triliun
- Trump Sewot Gegara Doa di Gereja, Desak Uskup Minta Maaf Terbuka
- Trump Sesumbar Bakal Membereskan Perang di Ukraina, Menlu Amerika: Ini Sulit
- Trump Melunak, Meta Bergerilya Merayu Kreator TikTok Pindah ke Facebook dan Instagram
- Donald Trump Kembali Berkuasa, Para Pemimpin Eropa Tak Gembira
- Kabinet Ramping