Trump Teken Executive Order, Dokumen Rahasia Pembunuhan JFK Bakal Dibeber
Kematian JFK masih menjadi teka-teki. Selama ini, narasi yang dirilis secara resmi menyebut penembaknya adalah pelaku tunggal bernama Lee Harvey Oswald.
Walakin, berbagai spekulasi yang beredar punya versi lain soal pembunuh JFK, terutama tentang dalangnya. Lembaga intelijen diduga ikut terseret pembunuhan itu.
Adapun Senator Robert Kennedy alias Bobby meninggal dunia pada 6 Juni 1968. Sehari sebelumnya, calon presiden dari Partai Demokrat itu ditembak oleh Sirhan Bishara Sirhan, remaja asal Palestina.
Namun, spekulasi juga menyeruak. Sirhan diduga bukan pelaku tunggal, tetapi ada penembak lain yang membedil Bobby Kennedy.
Dokumen rahasia lainnya ialah fail berkas pembunuhan Pendeta Marthin Luther King. Inisiator March on Washington yang kondang dengan pidato I Have A Dream itu ditembak pada 4 April 1968.
Pelaku yang dianggap bertanggung jawab atas kematian Marthin Luther ialah James Earl Ray. Kematian aktivis kulit hitam itu memicu kerusuhan rasial.
Oleh karena itu, Trump melalui inpresnya memerintahkan badan intelijen menyusun rencana dalam waktu 15 hari untuk merilis semua catatan terkait JFK.
Khusus tentang berkas Robert Kennedy dan Martin Luther King Jr., inpres Presiden Trump memberikan waktu tambahan 45 hari.
Presiden AS Donald Trump kembali meneken inpres untuk mengungkap dokumen rahasia tentang pembunuhan terhadap sejumlah tokoh ternama, termasuk JFK.
- Prabowo Terbitkan Inpres Efisiensi, Hemat Anggaran hingga Rp 306 Triliun
- Trump Sewot Gegara Doa di Gereja, Desak Uskup Minta Maaf Terbuka
- Trump Sesumbar Bakal Membereskan Perang di Ukraina, Menlu Amerika: Ini Sulit
- Trump Melunak, Meta Bergerilya Merayu Kreator TikTok Pindah ke Facebook dan Instagram
- Donald Trump Kembali Berkuasa, Para Pemimpin Eropa Tak Gembira
- Kabinet Ramping