Trump Terapkan Bea Masuk Tinggi ke Produk RI, Misbakhun Punya Saran untuk Pemerintah & BI

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun memperkirakan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang tarif bea masuk tambahan baru atas produk luar negeri akan memberikan tekanan pada kinerja ekspor Indonesia ke AS.
Legislator Partai Golkar itu pun mendorong tim ekonomi Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto segera melakukan konsolidasi menyeluruh demi menghadapi guncangan akibat kebijakan yang kondang dengan sebutan Trump 2.0 tersebut.
Misbakhun menegaskan bahwa konsolidasi itu perlu melibatkan para pemangku kepentingan lainnya.
"Bagaimanapun pemerintah harus tetap berhati-hati dalam menghitung untung rugi kebijakan tarif baru di AS pada kinerja perekonomian Indonesia secara keseluruhan,” ujar Misbakhun melalui siaran pers di Jakarta, Jumat (4/3).
Menurut Misbakhun, Pemerintah Indonesia telah melakukan langkah awal yang tepat dengan mengirim Tim Khusus Tingkat Tinggi untuk melobi AS. Dia mengharapkan tim khusus itu segera membawa hasil positif bagi Indonesia.
"Tentu kita semua berharap pada hasil Tim Khusus ini. Upaya renegosiasi dengan Pemerintah Amerika Serikat adalah langkah terbaik," ungkapnya.
Misbakhun juga membeber data transaksi perdagangan Indonesia - AS pada 2024. Pada tahun lalu, nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai USD 26,4 milliar.
Menurut Misbakhun, angka itu setara dengan 9,9 perse dari total kinerja ekspor nasional Indonesia. "Posisi surplus di pihak Indonesia," tegasnya.
Misbakhun meyakini Tim Ekonomi Prabowo mampu meredam guncangan efek tarif masuk ala Trump
- Pemerintah Klaim Utamakan Kepentingan Nasional dalam Negosiasi Dagang dengan AS
- Utus Jokowi ke Pemakaman Paus, Prabowo Titipkan Pesan Khusus
- Menko Airlangga Temui Menkeu AS, Bahas Tindak Lanjut Tarif Resiprokal Trump
- Bulog Siap Dukung Koperasi Merah Putih untuk Memperkuat Ketahanan Pangan
- Merespons Kebijakan Dagang Trump, Syahganda Nainggolan: Sikap Independen Indonesia Sudah Tepat
- Prabowo Berikan Bantuan Rp101 Miliar ke Negara Ini