Trump Tiba-Tiba Lupa Kecaman soal Saudi

Kesepakatan jual beli senjata tersebut merupakan yang terbesar sepanjang sejarah AS.
Pada masa kepemimpinan Obama, AS dan Saudi juga membuat kesepakatan jual beli senjata. Nilainya mencapai USD 115 miliar (Rp 1.533,2 triliun).
Namun, kesepakatan itu dibatalkan gara-gara Saudi menyerang pemberontak Houthi di Yaman dengan membabi buta.
Sekolah, rumah sakit, dan berbagai fasilitas umum lainnya dijatuhi bom.
Sejak perang di Yaman pecah pada Maret 2015, sekitar 10 ribu penduduk sipil tewas.
Mayoritas disebabkan ketidakakuratan serangan Saudi.
Kesepakatan Trump tentu saja langsung menuai respons di dalam negeri. Terutama dari pegiat HAM dan anggota Demokrat.
Senator Chris Murphy mengungkapkan bahwa selama ini Saudi menggunakan senjata-senjata buatan AS untuk menyerang warga sipil di Yaman.
Sikap Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Arab Saudi berbalik 180 derajat saat kunjungan kerjanya ke negara itu.
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- Prabowo Tak Targetkan Angka untuk Tarif Impor Trump, Asalkan Diturunkan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya
- Uni Eropa Siap Main Kasar Jika Negosiasi Tarif dengan Trump Kandas
- Sarifah Desak Pemerintah Tetapkan Dubes untuk AS guna Hadapi Kebijakan Tarif Impor Trump
- AMPI Lihat Peluang Besar dari Kebijakan Impor Prabowo