Trump Tidak Sudi Transgender Mengabdi di Militer

Rabu itu dia langsung melayangkan surat ke Gedung Putih. Dia minta penjelasan dari Gedung Putih tentang perubahan kebijakan terhadap kaum transgender tersebut. Sebab, saat ini pun ada beberapa personel militer yang transgender.
”Menurut Presiden Trump, kebijakan yang diterapkan sebelumnya tentang personel militer transgender terlalu berisiko,” kata Sarah Huckabee Sanders, juru bicara Gedung Putih.
Kali ini, menurut dia, Trump mengambil keputusan yang benar. Sebab, semuanya sudah melalui pertimbangan militer.
Di sisi lain, Ash Carter, mantan menteri pertahanan AS, menganggap kebijakan Trump tentang transgender itu kontroversial. Dia yakin bahwa pemerintah akan panen protes atas kebijakan tersebut.
”Satu-satunya tolok ukur rekrutmen personel baru adalah kapasitas militer mereka. Rekrutmen yang didasarkan pada kategori selain kapasitas militer tidak bisa dibenarkan,” tegas dia.
Menteri Pertahanan AS Jim Mattis sedang berada di luar negeri saat Trump memublikasikan keputusannya pada Rabu. Namun, dia mengaku sudah tahu tentang keputusan itu sebelum sang presiden mengumumkannya.
Bulan lalu Departemen Pertahanan AS menunda rekrutmen anggota militer transgender. Saat itu Mattis menyatakan bahwa rekrutmen transgender akan dibuka pada 1 Januari.
Sampai 2016, menurut Rand Corporation, institusi nonprofit yang mengkaji kebijakan pemerintah, ada 1.320 sampai 6.630 transgender dari total 1,3 juta personel militer yang aktif.
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya berhasil membalikkan salah satu kebijakan pendahulunya, Barack Obama.
- Realitas Utang
- Prabowo & Anwar Ibrahim Bahas Dampak Kebijakan Tarif Impor Donald Trump
- Wakil Ketua DPR RI Adies Kadir Sampaikan Usulan Guna Mitigasi Kebijakan Tarif Resiprokal AS
- Demo di Akhir Pekan, Ribuan Warga Amerika Kecam Persekutuan Elon Musk & Donald Trump
- Rudi Hartono Bangun: Kebijakan AS Harus Disikapi dengan Hati-Hati
- Sikapi Kebijakan Trump, Waka MPR Tekankan Pentingnya Penguatan Diplomasi Perdagangan