Tsinghua Lutfiya

Oleh: Dahlan Iskan

Tsinghua Lutfiya
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Wagub Sitti punya kapasitas untuk bertengkar dengan gubernur yang doktor ekonominya dari Glasgow University itu. Tapi dia tidak melakukan itu.

"NTB beruntung punya pasangan kepala daerah seperti ini," ujar Lutfiya.

Dalam posisinyi seperti itu Lutfiya sering diminta mengoordinasikan kerja sama internasional. Misalnya kerja sama Lombok-Hainan. Dua-duanya pulau wisata. Di Indonesia dan di Tiongkok.

Juga kerja sama ekonomi NTB dengan Denmark. Atau kerja sama pendidikan NTB dan Nottingham, Inggris.

Sambil sibuk itu, Lutfiya terus mencari beasiswa. Dia tetap semangat untuk bisa kuliah S2 di luar negeri. Pengabdiannyi ke daerah itu tidak sia-sia. Dia jadi punya banyak bahan untuk membuat esai maupun menjawab wawancara.

Esai yang membuat Lutfiya diterima di sub-jurusan future leader adalah tentang penanganan gempa di Lombok. Juga tentang penanganan Covid-19 untuk daerah wisata.

Saya jadi ingat "ujian" bagi calon presiden Amerika. Di sana yang pintar berlebihan. Yang hebat tidak kurang. Yang track record-nya luar biasa melimpah.

Maka pertanyaan penting bagi calon presiden Amerika adalah: apa yang akan dilakukan kalau ada dering telepon jam 3 pagi.

Lutfiya jalani semua itu. Dengan integritas tinggi. Pun sampai dimusuhi banyak pihak. Dia pernah ditawari komisi Rp 140 juta. Dia tolak.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News