Tsunami Aceh Bisa Saingi Film Titanic
Kamis, 25 Juni 2009 – 20:16 WIB
JAKARTA - Tragedi tsunami disertai gempa mahahebat di Aceh pada Desember 2004 lalu, sepertinya sulit dijadikan film oleh para sutradara Indonesia. Sementara, bila merujuk pada film legendaris Titanic yang masih melekat di hati dunia, kesuksesannya juga karena dukungan pemerintah yang sangat besar. Seperti disampaikan sutradara Dwi Ilalang, tragedi Aceh sulit dibikin film karena biaya produksinya sangat mahal, bisa mencapai puluhan miliar. Namun bila film itu dibiayai oleh pemerintah, kemudian para sutradara bergabung untuk menggarapnya, termasuk sutradara top macam Hanung Bramantyo, Dwi memastikan film itu akan menyedot perhatian dunia. "Wah, kalau itu bisa dilakukan, saya kira akan menyaingi film Titanic," paparnya tersenyum yakin.
"Tragedi Aceh itu kalau dibuat film memang menarik. Tapi saya kira sulit terealisasi, bila tak ada dukungan dari pemerintah. Kalau film Titanic itu, memang ada support yang kuat," papar sutradara film The Maling Kuburans, yang segera diluncurkan ke publik Indonesia itu.
Menurut Dwi, yang susah itu antara lain adalah membuat air bah yang mahadahsyat seperti kejadian aslinya, juga mengadakan kejadian-kejadian besar yang membutuhkan biaya besar pula. "Berapa puluh miliar harus disiapkan bila ingin membuat film tsunami itu secara utuh? Sementara, kalau setengah-setengah, dikhawatirkan ceritanya tidak cocok. Malah membuat polemik," ujarnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Tragedi tsunami disertai gempa mahahebat di Aceh pada Desember 2004 lalu, sepertinya sulit dijadikan film oleh para sutradara Indonesia.
BERITA TERKAIT
- Efek Rumah Kaca dan The Panturas Tampil Spesial di Joyland Festival Jakarta 2024
- Konon Dian Nitami Terinfeksi Toksoplasma, Anjasmara Ungkap Fakta Ini
- Anggun Bawakan Lagu Khusus di Malam Anugerah FFI 2024
- FFI 2024 Segera Digelar, Ini Daftar Dewan Juri Akhir
- Nikita Mirzani Ternyata Diperiksa Sebagai Saksi Laporan Shandy Purnamasari
- Tamara Tyasmara Heran Yudha Arfandi Masih Ajukan Banding