TTI Hadir untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan

TTI Hadir untuk Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan
Toko Tani Indonesia. Foto: Kementan

Secara operasional kegiatan ini melibatkan produk petani yang dibeli oleh gapoktan dengan harga wajar.

Setelah itu, disortasi, dikemas, dan distribusi langsung menjadi beras segar ke pedagang TTI yang berlokasi di pasar atau daerah konsumen yang menjadi barometer fluktuasi harga, dengan harga di bawah harga eceran tertinggi.

"Petani yang tergabung dalam gapoktan diajak menjalankan usaha perberasan dengan pola korporasi sehingga tidak hanya berbudidaya padi, juga menjalankan manajemen korporasi melalui gapoktan,” terang Agung.

Agung menjelaskan, dalam perkembangannya kehadiran TTI mendapat sambutan positif dari masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah.

Sebab, beras yang dijual TTI ke konsumen terjangkau dan berkualitas, yaitu di kisaran Rp 8.500-8.800 per kilogram di seluruh Indonesia.

Kegiatan TTI telah melibatkan 1.399 gapoktan sebagai pemasok bahan pangan yang di dalamnya meliputi 125.910 petani dan 3.655 TTI sebagai outlet dalam memasarkan produk petani.

Dari sisi pengendalian harga pangan, TTI telah berkontribusi dalam menstabilkan harga pangan.

Hal ini ditunjukkan dengan nilai coefisient variation (CV) di bawah lima persen sebagai salah satu pengukuran dalam menghitung stabilisasi harga beras.

Kementan menginisiasi upaya memotong mata rantai distribusi pangan dengan membangun Toko Tani Indonesia (TTI) sejak 2016 lalu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News