Tuan Guru Bajang
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Ada upaya untuk kembali kepada romantisme sejarah dengan menghidupkan kembali Partai Masyumi, tetapi sambutan dari para politisi muslim senior suam-suam kuku, kalau tidak disebut dingin.
Politisi muslim senior punya ego masing-masing yang sulit dipersatukan.
Yusril Ihza Mahendra masih bertahan dengan Partai Bulan Bintang yang mengeklaim sebagai titisan Masyumi.
Dien Syamsudin memilih mendirikan partai baru, Partai Pelita, yang akan berebut konstituen berbasis Muhammadiyah, bersaing dengan Amien Rais dan Zulkifli Hasan dari PAN. Suara pemilih tradisional Islam ditampung oleh PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) dan PPP.
Dengan polarisasi yang luas ini partai-partai berbasis Islam akan bersaing saling sikut untuk bisa lolos ambang batas parlemen.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa perolehan suara partai-partai Islam dari pemilu ke pemilu tidak beranjak dari total 30 persen.
Pada pemilu pertama 1955, Partai Masyumi mendapatkan 21 persen suara dan berada pada posisi runner up.
Ini merupakan rekor perolehan suara partai Islam terbesar sepanjang masa dan tidak pernah bisa terulang lagi.
Hary Tanoe ingin menjadikan TGB sebagai kartu as yang bisa diandalkan untuk menjadi vote getter atau pendulang suara.
- Fenomena Populisme Digital di Indonesia Sejalan dengan Kemajuan Internet
- Herwyn Minta Jajaran Bawaslu Daerah Terus Bangun Komunikasi
- Bawaslu dan CNE Timor Leste Teken Perjanjian Kerja Sama, Ini Harapan Sekjen Ichsan Fuady
- BPK Diminta Audit Dana Hibah Pemilu dan Pilkada 2024
- Ketum Partai Pendukung Tak Hadiri Kampanye Akbar Ridwan Kamil
- Gandeng Klub Sepak Bola Jurnalis, KPU DKI Ajak Masyarakat Berkontribusi di Pilkada