Tubuh Melayang, Berpikir Kiamat Datang

Tubuh Melayang, Berpikir Kiamat Datang
Tubuh Melayang, Berpikir Kiamat Datang
Pukul 16.00 Wita, mestinya pekerjaan Ida sudah usai. Namun, karena ingin melepaskan lelah sebelum melangkah pulang, dia menyantap bakso dulu di kawasan seputar taman. Maklum, setiap menjelang senja hingga malam, taman pedestrian merupakan salah satu tempat favorit bagi penjaja aneka macam kuliner. "Kebetulan tempat duduk saya menghadap ke jembatan. Saya merasa ada yang aneh dari bentuknya yang tampak sedikit miring dari biasanya," papar Ida.

Karena penasaran, dia terus memperhatikannya. Beberapa saat kemudian, tubuh jembatan itu seperti terguncang dan langsung ambruk, kemudian tenggelam ke Sungai Mahakam. Ambruknya jembatan itu disertai kepulan debu yang mirip asap tebal. Kedua mata ibu dua anak tersebut sesaat melotot. Dia sempat tak percaya bahwa apa yang dilihatnya itu adalah nyata. "Saat menyadari peristiwa itu, orang-orang di sekitar saya langsung berteriak dan berlarian ke arah jembatan," ungkapnya.

Kepanikan juga dirasakan Alim, pemuda asal Jawa yang beberapa hari terakhir ikut menggarap proyek pemeliharaan jembatan. Dia adalah salah satu korban selamat di antara sekitar sepuluh temannya yang tercebur ke sungai. "Masih ada Udin, Hendra, dan entah siapa lagi namanya. Aku lupa. Semua bekerja di bagian tengah jembatan," ucapnya. Sesekali dia berteriak pilu akan nasib tragis yang menimpa rekan-rekannya.

Alim terbilang beruntung. Saat musibah datang, dia berada di bagian mulut jembatan arah kota. Beberapa saat kemudian, dua pekerja ditemukan di tempat tersebut. Salah satunya terluka cukup serius di leher dan harus menjalani operasi di RSUD AM Parikesit Tenggarong.

Ambruknya Jembatan Kartanegara tidak hanya membawa duka mendalam bagi keluarga yang kehilangan sanak famili. Mereka yang lolos dari maut pun tak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News