Tuding Pemerintah Sepelekan Benda Bersejarah

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komite III Dewan Perwakilan daerah (DPD) Ahmad Jajuli mengkritisi terus berulangnya kasus pencurian benda berharga koleksi museum. Menurutnya, pemerintah tak serius dalam mengurus museum sehingga terkesan menyepelekan kasus pencurian barang-barang bersejarah.
"Negeri ini diurus berdasarkan statistik. Kalau hanya satu sampai sepuluh benda sejarah hilang, itu hal biasa. Tapi kalau hilang semuanya baru kaget," kata Jajuli dalam acara diskusi bertema "Pencurian Benda Purbakala, Kriminalitas yang Diabaikan," di gedung DPD, Senayan Jakarta, Jumat (20/9).
Ia bahkan menyayangkan hilangnya empat lempeng emas koleksi Museum Nasional yang tak dianggap sebagai peristiwa nasional. Karenanya, lanjut senator asal Provinsi Lampung itu, jangan salahkan generasi selanjutnya jika kehilangan rasa nasionalisme.
"Jangan salahkan anak cucu kita kalau nasionalismenya rendah sebagai konsekuensi dari tidak adanya benda-benda sejarah yang akan mereka jadikan sebagai inspirasi membangun nasionalisme," tegas dia.
Karena itu dia berharap harus ada disain besar pengamanan benda-benda sejarah melalui revisi Undang-Undang Cagar Budaya. "Setidaknya museum harus ditempatkan sebagai objek vital dan masuk dalam satu-kesatuan sistem pangamanan nasional," sarannya.(fas/jpnn)
JAKARTA - Anggota Komite III Dewan Perwakilan daerah (DPD) Ahmad Jajuli mengkritisi terus berulangnya kasus pencurian benda berharga koleksi museum.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pelaku Pembakaran Balita di Tangerang Punya Hubungan Asmara dengan Ibu Korban
- Presiden KSPI Ungkap Ratusan Ribu Buruh Bakal Hadir saat May Day di Monas
- Menko Polkam Singgung Modifikasi Cuaca dan Water Bombing Untuk Tekan Karhutla
- Fadli Zon Resmikan Nama Jalan Haji Usmar Ismail di Kawasan Jam Gadang
- Presiden KSPSI Ajak Buruh Merayakan May Day di Monas yang Dihadiri Prabowo
- PT Indo RX Menang di Arbitrase, Kuasa Hukum: Kami Tidak Akan Pernah Berhenti Menuntut Pemulihan