Tuding Sekolah Coba Tutup-tutupi Kasus Payudara Siswi

Tuding Sekolah Coba Tutup-tutupi Kasus Payudara Siswi
Tuding Sekolah Coba Tutup-tutupi Kasus Payudara Siswi

jpnn.com - MEDAN – Keluarga PB, siswi SMKN 8 Medan yang melaporkan kepala sekolahnya dalam kasus pegang payudara, kemarin (12/9) kembali berang dan mendatangi sekolah di Jl. Dr Mansyur itu. Mereka tak terima karena siswi, yang menjadi saksi kasus pelecehan seksual itu diintimidasi seorang guru.

James, abang kandung PB, korban pelecehan, kepada wartawan mengatakan sangat terkejut mendapat kabar jika Rini, saksi dalam kasus pelecehan adiknya mendapat intimidasi. Bahkan dari sumber yang mereka terima, saksi tersebut dipaksa agar tidak memberatkan kepala sekolah (AN).
 
“Rini, kawan adek saya, dari keterangan guru yang pro pada kami, mendapat ancaman. Kalau tetap mau menjadi saksi dan berpihak pada kami (korban), maka kemungkinan kelulusannya akan ditunda,” ujar James.
 
Hal inilah yang mencemaskan James dan keluarganya. Pihak sekolah mencoba menutup borok yang dilakukan pimpinannya dengan alasan menjaga nama baik sekolah. “Ini sudah tidak benar. Ada usaha-usaha menutupi kelakuan buruk pimpinan oleh guru,” kesal James lagi.
 
Kedatangan keluarga PB ke sekolah untuk mempertanyakan kebenaran informasi intimidasi yang dilakukan guru terhadap Rini. Namun saat keluarga korban  mendatangi sekolah, selama setengah jam lebih siswi yang disebut-sebut mendapat intimidasi itu tak juga muncul.
 
“Kami menduga, ada usaha sekolah mencoba menutup-nutupi dengan menyembunyikan saksi,” tukas James geram.
 
Sementara itu, Rini yang setengah jam kemudian muncul, kepada sejumlah wartawan yang saat itu berada di sekolah, membantah adanya usaha intimidasi terhadap dirinya.
 
Namun saat ditanyakan apakah benar, ada seorang guru mendatanginya dan meminta keterangan lengkap kejadian sebenarnya pada saat dugaan pelecehan itu terjadi, Rini membenarkannya.
 
“Aku didatangi bu Ajizah, bagian kesiswaan. Ibu itu meminta aku untuk  menuliskan kronologis lengkap peristiwa pelecehan terjadi pada waktu itu. Ibu itu tak ada mengancam, ibu itu hanya meminta menuliskan sesuai dengan apa yang kulihat, dan kudengar,” jelas Rini.
 
Karena bingung atas permintaan guru tersebut, akhirnya Rini menelpon orangtuanya dan meminta pertimbangan. Saat itu orangtua Rini melarang untuk membuat dan menandatangani atas permintaan seorang oknum guru tersebut. Karena cemas akan keadaan anaknya, akhirnya orang tua Rini datang ke sekolah.
 
Amatan wartawan Pos Metro Medan (Grup JPNN) di lokasi sekolah, Kasek (AN) tengah tak berada di sekolah. Dan saat reporter coba membuka buku tamu yang ada di meja piket sekolah.

Didapati, sekira pukul 10 pagi tercatat, staf ketua komisi B DPRD atas nama Agus Sitepu mendatangi sekolah, dengan kepentingan untuk audensi dengan kepala sekolah. (gus/bud)

 


Berita Selanjutnya:
Tahanan Rutan Buntok Kabur

MEDAN – Keluarga PB, siswi SMKN 8 Medan yang melaporkan kepala sekolahnya dalam kasus pegang payudara, kemarin (12/9) kembali berang dan mendatangi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News