Tugas Paramedis di 'UGD Buruh Migran'
Ada Pasien Patah Tulang karena Hindari Kehormatan Hilang
Minggu, 11 April 2010 – 08:34 WIB
"Sebab, kami di sini bekerja 24 jam, seperti ruang UGD," ujar Ely Kurniasih, 27, seorang perawat di klinik TKI itu, sambil menangani Sukanah. Sejumlah luka lebam dan benjolan ditemukan di tubuh Sukanah. Ely dengan sabar mengolesi luka itu dengan krim sambil diawasi Dokter Regen Lombantoruan yang hari itu mendapat giliran jaga.
"Saya dipukuli sama dahan pohon kurma, Dok. Saya melawan karena saya hampir diperkosa anaknya. Saya beruntung, walaupun dipukuli, masih dibolehkan (majikan) pulang," ujar wanita itu terbata-bata. Sukanah yang saat itu berbaju merah dan bercelana jin lalu menangis.
Di mata Regen, apa yang dialami Sukanah itu terbilang ringan. Menurut pria 65 tahun tersebut, ada puluhan TKI yang pulang dengan kondisi fisik jauh lebih mengenaskan. Tak sedikit di antara mereka yang menolak diekspos media. Baik karena malu atau alasan lain yang tidak masuk akal. "Ada yang menolak diekspos karena keselamatannya diancam oleh agen. Banyak juga alasan lain yang kadang membuat kami tak habis pikir," katanya.
Menurut Regen, kebanyakan wanita buruh migran itu menderita luka karena penyiksaan atau karena kecelakaan akibat berusaha lari dari majikan. Mereka umumnya bekerja di sektor informal atau domestik (rumah tangga). Soal jenis luka rata-rata adalah sakit patah tulang dan luka dalam akibat pukulan benda tumpul. "Tapi, paling banyak luka patah tulang akibat jatuh," ujar dia.
Banyaknya buruh migran yang menjadi korban penyiksaan dan kecelakaan kerja di luar negeri menginspirasi berdirinya klinik khusus TKI di Terminal
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408