Tugu Sepatu Picu Kontroversi, Kent Kritik Sikap Anies terhadap Budaya Betawi
jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth melontarkan kritik pedas mengenai tugu sepatu di dekat Stasiun Sudirman BNI City, Jakarta Pusat.
Menurut dia, tugu yang dibangun Pemprov DKI tersebut hanya lelucon yang tidak memberi manfaat apa pun bagi warga ibu kota.
"Tidak ada manfaatnya untuk masyarakat Jakarta membangun Tugu Sepatu seperti itu, apalagi di tengah situasi masyarakat yang serba sulit ekonominya karena terdampak Pandemi Covid-19. Selain itu juga tidak ada essensi dan nilai positifnya," kata Kenneth dalam keterangannya, Senin (20/9).
Pria yang akrab disapa Kent itu menambahkan, walau pembangunannya tak dibiayai APBD, tugu tersebut merusak keindahan kota.
Dia pun yakin masyarakat tidak akan merespons positif kehadiran tugu tersebut.
"Coba tolong Pemprov DKI Jakarta silahkan membuat kuisioner untuk meminta pendapat kepada masyarakat Jakarta, coba tanyakan apakah mendukung atau menolak pembangunan tugu ini. Saya ingatkan, sebaiknya segala bentuk kegiatan atau apapun produk yang akan dibuat dan yang telah dibuat, seharusnya bisa melibatkan peran masyarakat. Hargai masyarakat Jakarta, jangan dengan cara feodal seperti ini," ucap Kent.
Kent juga meminta Pemprov DKI memberi penjelasan terkait dugaan adanya motif ekonomi di belakang pendirian tugu tersebut. ,
Pasalnya, model sepatu yang dibuat menjadi tugu tersebut mirip dengan salah satu produk kenamaan.
Kontroversi seputar tugu sepatu membuat anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth melontarkan kritik pedas untuk Anies Baswedan
- Ridwan Kamil: Saya Harus Memuji Pak Anies
- Berpesan ke Pendukungnya, Anies: Jangan Berubah Hanya karena Ada Pembagian, Hati-Hati
- Anies Optimistis Pramono-Rano Meraih Kemenangan di Pilkada Jakarta
- Anies Dukung Pramono-Rano, Tokoh Betawi Yakin Anak Abah Tak Mengikuti
- Orang Dekat Anies Baswedan Yakin Pramono & Rano Tak Akan Berkhianat
- Hasto PDIP Sebut Kedekatan Anies dengan Pram-Doel Akibat Demokrasi yang Dikebiri