'Tuhan Bagi-bagi Angpao Sangat Besar'
Seluruh Momen Dipakai Mewartakan Injil
Senin, 11 Februari 2013 – 08:06 WIB
Sementara seorang tetua gereja di jemaat setempat, Daniel Cherlin kepada Timor Express mengurai bahwa generasi saat ini sudah tidak bisa memaknai lagi Imlek secara tradisi orang Tionghoa di zaman dahulu.
"Kalau yang dulu, mereka memaknai Imlek dengan menyembah, namun mereka tidak tau menyembah kepada siapa. Akhirnya mereka kawinkan dengan ajaran Konghucu, padahal sebenarnya Konghucu itu ajaran. Masa kita percaya ajaran" Tidak benar itu. Sebenarnya itu bertentangan, karena Konghucu itu seorang filsuf dan dia ajarkan falsafah hidup," ujar dia.
Tradisi itu turun temurun diwarisi. Sekarang ada pergeseran nilai dan makna sehingga Imlek betul-betul dimaknai sebagai momen untuk menyembah Tuhan sehingga orang lain bisa memahaminya secara benar.
"Agar kita seragamkan bahwa Imlek itu kita tandai dengan kebaktian. Sudah saatnya orang harus memahami dan sadar bahwa Imlek itu sesuatu yang harus disyukuri bahwa Tuhan masih beri kita kesempatan untuk meraih keselamatan. Itu hadiahnya," pungkas Daniel.
KUPANG - Seluruh etnis Tionghoa merayakan hari raya Imlek, Minggu (10/2) kemarin. Ratusan jemaat di Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA) Perjanjian
BERITA TERKAIT
- Sejumlah Desa di Banyumas Masih Terdampak Kekeringan
- 390 PPPK 2021 Gowa Dapat Perpanjangan SK, Adnan Purichta Ichsan Beri Pesan Tegas
- PPPK Jangan Khawatir dengan Masa Depannya, yang Bilang Pejabat Penting
- Webinar Pendidikan GO Menyoroti Soal Sinergitas dalam Menghadapi Ujian Masuk PTN
- WNA China Tewas Kecelakaan di Sungai Musi, Dokter Forensik Ungkap Temuan Ini
- Kebakaran Gudang Alat Dekorasi di Bogor Sebabkan Satu Orang Meninggal