Tuhan Keliling Kampung Berburu Ayam
Tuhan lainnya sehari-hari bisa ditemui di pasar dekat tempat bermukimnya di Desa Tutul, Kecamatan Balung. Di KTP-nya memang tertulis dia petani. Tapi, belakangan dia lebih aktif sebagai pedagang ayam.
Setiap hari pria dua anak itu rajin ke pasar untuk menawarkan dagangan. Sepulang dari pasar, Tuhan yang satu ini juga masih harus keliling kampung untuk berburu ayam.
"Semua orang tahu kalau nama saya Tuhan. Kadang sering juga dijadikan bahan guyonan," tuturnya.
Dia tak secara spesifik menyebutkan guyonannya seperti apa. Tapi, mungkin saja, setiap kali dia lewat, ada tetangga atau kenalan yang nyeletuk, "Katanya Tuhan, kok masih nyari ayam?"
Meski sering diledek, seperti juga Tuhan di Banyuwangi, pria kelahiran 1 Juli 1951 tersebut tak mau namanya diganti. "Karena saya yakin nama itu doa sekaligus harapan orang tua," jelasnya.
Nah, Tuhan yang satunya lagi ini agak sulit dicari. Bukan karena dia tengah sibuk mengurusi umat, eh maaf, maksudnya pekerjaan. Tapi, karena sehari-hari dia tidak dipanggil dengan nama lahirnya itu.
Warga sekitar tempat tinggalnya di Dusun Krajan, Kelurahan Slawu, Kecamatan Patrang, biasa memanggilnya Pak Farida. Farida adalah nama anak pertamanya. Memanggil seseorang dengan nama anak pertama adalah tradisi yang juga bisa dijumpai di sejumlah tempat di Jawa.
Tuhan di Slawu itu, bicaranya, agak keras. Sebab, kemampuan pendengarannya sudah agak berkurang. "Tuhan ya Allah. Jadi, ya (justru) baik namanya," ujar Tuhan sembari menunjuk ke atas.
"Tuhan, Kita Begitu Dekat". Kalau ada yang membacakan puisi karya Abdul Hadi W.M. itu di Jember sekarang, barangkali dia akan ditanya,
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408